MENURUT ANDA, BLOG INI ?

Friday 29 October 2010

KENAIKAN ATAU KEBANGKITAN YESUS

Kenaikan
Masalah Kenaikan Yesus Kristus tidak disentuh oleh Matius dan Yahya dalam Injil-injil mereka. Tidak adanya pemaparan peristiwa penting seperti itu menimbulkan tanda tanya pada orang.
Dua Injil yang memaparkan Kenaikan [Almasih] hanyalah Markus2 dan Lukas3 . Namun, penelitianpenelitian yang ilmiah dan mendalam telah membuktikan bahwa hal-hal yang terkandung dalarn kedua Injil ini merupakan tambahan di belakang hari. Ayatayat ini tidak terdapat pada teks-teks aslinya.
Codex Sinaiticus, berasal dari abad ke-4 dan merupakan teks Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru yang paling tua dan mendekati sempurna.4 Kitab ini memberikan kesaksian mengenai fakta bahwa ayat-ayat tersebut tidak termaktub di  kedua Injil, Markus dan Lukas dalam versi asli, melainkan pasti telah ditambahkan belakangan oleh beberapa penulis atas inisiatif sendiri. Dalam Codex Sinaiticus, Injil Markus berakhir hingga bab 16 ayat 8. Fakta ini sekarang diakui oleh beberapa Bibel edisi modern.5 Demikian pula, Injil Lukas (24:15) dalam Codex Sinaiticus tidak memuat kata-kata ‘terangkat ke sorga.’
Menurut kritikus Bible, C.S.C.Williams, jika tidak dicantumkannya hal-hal tersebut pada Codex Sinaiticus itu merupakan sesuatu yang benar, rnaka tidak ada rujukan sama sekali bagi Kenaikan [Almasih] pada teks asli Injil-injil.6
Bahkan Saksi Yehova, yang paling bersemangat dalam mendukung masalah Yesus sebagai Anak Tuhan dan kenaikannya ke Tuhan Bapak, pada akhimya telah mengakui bahwa ayat-ayat Markus dan Lukas tersebut merupakan tambahan-tambalhan tanpa suatu dasar pada teks-teks asli.7

Apa yang Terjadi Pada Tubuh Yesus?
Pengamatan yang cermat dari sudut pandang akal sehat data logika, menguakkan kemustahilan-kemustahilan lebih lanjut yang melekat pada episode-episode Penyaliban serta Kenaikan [Almasih], seperti yang dikernukakan oleh orang-orang Kristen zaman sekarang.Sejauh yang berkaitan dengan kembalinya Yesus ke New World Translation.dalam tubuh manusianya, cukup banyak yang sudah dipaparkan. Kami hanya ingin menambahkan tentang apa yang dapat terjadi pada tubuh Yesus apabila akhirnya naik [ke langit], jika memang beliau pernah.
Bila dihadang oleh pertanyaan apa yang terjadi pada tubuh Yesus Kristus, maka dikemukakan oleh beberapa orang Kristen bahwa beliau telah naik kepada Bapak-nya di sorga dan tubuh jasmani beliau terurai dan menghilang dalam cahaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan fundamental. Jika kepergian Yesus dari tubuh manusianya memang harus terjadi dalam suatu peristiwa ledakan, mengapa hal itu tidak terjadi langsung pada saat kematian pertama beliau? Rujukan satu-satunya yang kita peroleh dalam Bibel mengenai kematian Yesus adalah ketika beliau masih tergantung di tiang salib dan dalam kata-kata Matius, ‘dia telah menyerahkan nyawanya’ (Matius 27:50). Rupanya, tidak ada yang terjadi kecuali keberangkatan ruh secara lembut meninggalkan tubuh. Apakah kita akan menganggap bahwa beliau tidak mati di tiang salib sama sekali, sebab bila beliau telah meninggalkan tubuh tersebut, harus terjadi ledakan dalam bentuk yang sama? Mengapa hal itu terjadi hanya pada kali kedua Yesus meninggalkan tubuhnya? Dalam kondisi demikian hanya ada dua kemungkinan yang terbuka lebih lanjut:
1.    Yesus tidak secara kekal tertahan dalam tubuh manusia setelah ruhnya kembali ke dalam tubuh tersebut, dan selama kenaikannya dia membuang tubuh manusianya dan naik secara murni sebagai suatu ruh Tuhan.

Hal ini tidak didukung oleh fakta-fakta dan tidak pula mungkin, sebab hal itu akan mengarah pada jalan buntu, yakni mempercayai bahwa Yesus telah mati dua kali. Pertama di tiang salib dan kedua pada waktu Kenaikan.
2.    Beliau tetap tertahan dalam raga manusia seutuhnya.

Hal ini tidak dapat diterima, sebab benar-benar menjijikkan dan bertentangan dengan kemuliaan serta keagungan sosok Tuhan.
Di sisi lain, kita memiliki sebuah sudut pandang akal sehat; Akan merupakan suatu kekeliruan apabila memahami kenaikan Yesus itu sebagai semacam perjalanan luar angkasa di masa lampau, dan surga merupakan sebuah tempat jauh di balik matahari, bulan dan galaksi-galaksi.’ Kebenaran tidak ada pada pilihan pertama maupun kedua.8 Oleh karenanya, penyisipan kisah aneh semacam itu hanya dapat terdorong oleh dilema tak terpecahkan yang dihadapi orang-orang Kristen pada masa kelahiran agama Kristen. Ketika Yesus hilang dari pandangan, secara alami pertanyaan yang timbul adalah, apa yang telah. terjadi pada beliau. Orang-orang Kristen masa awal tidak dapat memecahkan kebingungan itu dengan cara menyatakan secara terbuka bahwa disebabkan Yesus belum pernah mati [sebelumnya] maka tidak ada permasalahan mengenai tubuh yang ditinggalkan dan tentang tubuhnya yang secara fakta telah pergi bersama beliau dalam perpindahan tersebut. Dengan cara ini masalah lenyapnya tubuh Yesus, dapat dipecahkan secara mudah. Namun, pengakuan seperti tersebut tidak mungkin dilakukan saat itu. Mereka yang berani mengaku bahwa Yesus terlihat [masih] hidup dan bergerak secara bertahap menjauh dari Judea akan menghadapi risiko disalahkan oleh Hukum Romawi sebagai kaki tangan kejahatan melarikan diri dari keadilan.
Berlindung di balik cerita sisipan seperti kenaikan Yesus ke sorga telah memberikan sebuah pilihan yang lebih aman, walau betapa pun anehnya pemikiran tersebut. Namun jelas hal itu pun akan merupakan suatu keterlibatan dalam kedustaan. Kita harus memberikan kehormatan pada kejujuran para murid awal [Yesus] yang dalam kondisi berbahaya demikian pun mereka tidak mencari perlindungan di balik pernyataan dusta. Segenap penulis Injil memilih tidak bersuara dalam masalah ini, daripada berlindung di balik tabir pernyataan-pernyataan keliru. Tidak diragukan lagi, mereka telah mengalami derita cemoohan dari para musuh mereka, tetapi mereka memilih menderita dalam bungkam.
Kebungkaman misterius pada pihak mereka yang mengetahui kisah nyata, tentu lebih bertanggung-jawab dalam menumbuhkan lebih besar bibit-bibit keraguan pada pikiran-pikiran warga Kristen dari generasi-generasi belakangan. Mereka tentu heran: mengapa, setelah ruh Yesus Kristus pergi, tidak ada disebutkan tentang tubuhnya yang tertinggal? Kemana perginya tubuh itu, dan apa yang telah terjadi pada tubuh tersebut? Mengapa ruh Kristus kembali kepada tubuh yang sama jika memang pemah dia tinggalkan? Pertanyaan vital akan tetap tidak terjawabkan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain. Jika revival (hidup kembali) itu berarti kembali ke tubuh semula, apa yang telah terjadi pada Yesus Kristus setelah masa pemenjaraannya yang kedua dalam kerangkeng tubuh manusia tersebut? Apakah beliau tetap terikat dalam tubuh itu, tidak pernah dilepaskan lagi?
Di sisi lain, jika ruh Yesus sekali lagi keluar dari tubuh yang sama, maka apakah revival (hidup kembali) tersebut bersifat sementara ataukah permanen? Jika beliau tidak tetap terikat dalam tubuh itu, maka apa yang terjadi pada tubuh beliau sesudah kematian yang kedua? Di mana tubuh tersebut dikuburkan, dan apakah ada pernyataan tentang hal itu dalam arsip atau catatan manapun?
Tampaknya pertanyaan-pertanyaan ini, kalau pun tidak timbul pada masa awal, pasti telah timbul pada abad-abad belakangan ketika upaya-upaya filosofis yang sungguhsungguh mengenai misteri Kristus dan segenap yang berkaitan dengan beliau disaksikan secara luas di kalangan para theolog Kristen. Tampak bahwa beberapa penulis tak bermoral mencoba keluar dari [benang kusut] itu dengan cara melakukan penyisipan pada 12 ayat terakhir dalam Injil Markus, dan secara dusta menisbahkan pada Markus pemyataan bahwa Yesus terakhir kali terlihat naik ke sorga dengan tubuh yang sama.
Penyisipan juga tidak mengecualikan Injil Lukas, di mana sisipan pintar kalimat "dan [dia] terangkat ke sorga" pada bab 24 ayat 51 memenuhi maksud para penyisip. Dengan cara demikian penyisipan itu telah menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan itu seluruhnya. Paling tidak sebuah misteri dogma Kristen telah terpecahkan. Namun, dengan imbalan apa? Dengan imbalan [rusaknya] fakta-fakta mulia mengenai sosok suci sejati Yesus Kristus. Fakta tentang Kristus telah dikorbankan di atas altar cerita khayal. Sejak saat itu, ajaran Kristen berlanjut semakin menjadi-jadi dan tidak terkendali dalam perjalanan perubahannya dari kenyataan-kenyataan menuju cerita khayal.
Kita mengetahui dengan pasti bahwa orang-orang Yahudi saat itu kesal dan geram tidak menemukan tubuh Yesus Kristus.9 Mereka ingin memastikan kematian Yesus dan untuk itu mereka membutuhkan bukti kematian yang dapat diterima secara universal, yakni, keberadaan tubuh mayat. Pengaduan mereka, yang ditujukan pada Pilatus, jelas memperlihatkan kegelisahan mereka tentang potensi lenyapnya tubuh tersebut.10
Akan tetapi jawaban yang sebenarnya dan sederhana adalah, terletak pada fakta bahwa disebabkan Kristus saat itu tidak mati sebagaimana yang dipercayai, maka pertanyaan tentang tubuh yang hilang sama sekali tidak relevan, dan dalam menepati janjinya beliau harus pergi meninggalkan Judea untuk mencari domba-domba Bani Israil yang telah hilang. Jelas, beliau tidak dapat dilihat lagi.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar dan nama anda