MENURUT ANDA, BLOG INI ?

Sunday 28 November 2010

Teolog Kristen Swedia: Tak Ada Bukti Yesus Mati Disalib

GOTHENBURG  - Gunnar Samuelsson, seorang Kristen fanatik dan pakar teologi Swedia menyimpulkan bahwa Yesus tidak mungkin mati disalib karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi menyalib tahanannya pada 2000 tahun yang lalu.

Dalam tesis berjudul “Crucifixion in Antiquity: An Inquiry into the Background of the New Testament Terminology of Crucifixion”(Penyaliban pada Jaman Dahulu: Sebuah Penyelidikan terhadap Latar Belakang Terminologi Penyaliban dalam Perjanjian Baru), Samuelsson menyebut kisah penyaliban Yesus hanya didasarkan pada tradisi gereja Kristen dan ilustrasi artistik, bukan pada teks-teks kuno.
Tesis Samuelsson setebal 400 halaman itu adalah hasil studi penelitian yang saksama terhadap teks asli.
Teolog dari Universitas Gothenburg Swedia ini menyebut Alkitab telah disalahartikan, karena tidak ada referensi atau pernyataan yang  secara eksplisit menyebut penggunaan paku atau untuk penyaliban. Menurutnya, dalam Alkitab hanya tercantum bahwa Yesus membawa “staurus” menuju Kalvari, tapi ini bukan berarti salib tetapi bisa juga berarti ‘tiang’
“Masalahnya adalah deskripsi dari penyaliban tidak ada dalam literatur kuno,” kata Samuelsson dalam sebuah wawancara dengan Daily Telegraph, Sabtu (3/7/2010).
“Sumber-sumber yang Anda harapkan untuk menemukan pemahaman yang sesungguhnya tentang peristiwa itu benar-benar tidak mengatakan pernyataan apapun,” tegasnya.
...deskripsi dari penyaliban tidak ada dalam literatur kuno...
Dalam literatur Yunani Kuno, Latin maupun naskah Ibrani dari Homer ke abad pertama menggambarkan sejumlah hukuman gantung, tapi tidak menyebutkan “salib” atau “penyaliban.”
“Jika Anda mencari teks yang menggambarkan tindakan seseorang yang dipaku pada salib, maka Anda tidak dapat menemukan di manapun kecuali pada Injil. Banyak literatur kontemporer yang memberikan terminologi samar, termasuk literatur Latin,” lanjutnya.
"Konsekuensinya, pemahaman kontemporer tentang penyaliban sebagai hukuman, sangat diragukan," ujar Samuelsson kepada koran Inggris tersebut.
"Dan yang lebih diragukan lagi, apakah hal yang sama bisa disimpulkan atas peristiwa penyaliban Yesus. Perjanjian Baru tidak mengatakan sebanyak apa yang ingin kita percayai," tandas Samuelsson.
Hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa Yesus dibiarkan mati setelah dipaku di atas tiang salib, baik dalam literatur kuno pra-Kristen dan ekstra-Alkitab kuno maupun Alkitab.
...Konsekuensinya, pemahaman kontemporer tentang penyaliban sebagai hukuman, sangat diragukan...
Samuelsson mengakui bahwa umat kristiani lebih mudah untuk bereaksi secara emosional, bukan logis untuk penelitian yang sangat seksama ke jantung imannya. Dia menambahkan, teks-teks yang berbicara tentang eksekusi, tidak menjelaskan bagaimana Yesus dilekatkan pada alat eksekusinya.
“Ini adalah inti masalahnya. Teks tentang kisah-kisah sengsara yang dialami oleh Yesus adalah tidak tepat dan informasinya ditambah-tambahi, sebagaimana yang diinginkan oleh kita orang Kristen,” jelas Samuelsson.
“Jika anda mencari teks yang menggambarkan kisah pemakuan orang di atas tiang salib, anda tidak akan menemukan apapun kecuali dalam Bibel,” tambahnya.
...Jika anda mencari teks yang menggambarkan kisah pemakuan orang di atas tiang salib, anda tidak akan menemukan apapun kecuali dalam Bibel...
Semua literatur kontemporer menggunakan terminologi yang samar-samar, termasuk yang ditulis dalam bahasa Latin. Sementara itu, kata Latin “crux” tidak selalu berarti salib, dan kata “patibulum” tidak selalu berarti palang salib. Kedua kata tersebut digunakan dalam arti yang lebih luas daripada itu.
Meski hasil penelitiannya menegaskan bahwa tidak ada bukti Yesus disalib, Samuelsson mengatakan ia masih percaya bahwa Yesus anak tuhan. Ia hanya meminta agar umat Kristen memperbaiki pemahamannya terhadap Bibel.
“Saya percaya bahwa orang yang disebutkan (Yesus) adalah anak Allah. Saran saya orang Kristen harus harus membaca teks itu, tidak seperti yang ingin kita pikirkan. Kita harus membaca di tiap kalimat, bukan yang tersirat. Teks Alkitab cukup dibaca tanpa perlu menambahkan apa-apa,” pungkas dosen Gothenburg University itu. [aa]

Friday 26 November 2010

PENGARANG INJIL KANONIK


Sementara hanya empat injil yang akhirnya dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru, lebih dari 40 injil yang disebut "apokrif"1 bisa diidentifikasi melalui rujukan2 yang ditemukan dalam tulisan2 para pendeta gereja awal atau melalui salinan2 yang masih ada. Yang menarik, hampir seluruh peristiwa yang berkaitan dengan Yesus yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan yang tidak dicatat dalam empat injil kanonik itu, bisa diidentifikasi dalam injil2 "apokrif" itu. 

Proses evolusioner yang menjadikan Perjanjian Baru seperti yang ada sekarang ini melampaui jarak lebih dari lima abad. Di sini, cukuplah dikatakan bahwa kanon terakhir Perjanjian Baru pada akhirnya hanya mencakup empat injil, yaitu, Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes, dengan mengorbankan banyak injil "apokrif" lain yang dianggap sebagai injil otoritatif dan skriptural oleh banyak gereja Kristen awal. Dari keempat injil ini, tiga yang pertama memiliki beberapa kesamaan yang mengarah pada penunjukan ketiganya sebagai injil2 sinoptik, dan yang memungkinkan ketiganya untuk dianalisis sebagai satu kesatuan. Sebaliknya, Injil Yohanes sering kali menggambarkan tradisi yang berbeda dalam gereja2 Kristen awal. Namun demikian, adalah penting menjelaskan format2 kesusasteraan yang muncul di lingkungan Kristen awal sebelum munculnya injil2 tersebut dan yang juga menjadi dasar bagi injil2 kanonik. 
Injil dan Format-format Kesusasteraan

Mazhab kritisisme alkitabiah luhur yang dikenal sebagai
Formgeschichte, kritisisme format, telah berhasil mengidentifikasi setidaknya lima tipe format sastra lisan di balik penyusunan injil. Format2 kesusasteraan ini, yang diikhtisarkan pada Tabal 1 di bawah, diduga dihimpun dalam kumpulan2 tulisan, yang tetap mempertahankan format kesusasteraannya yang inheren. Oleh karena itu, Tabel 1 bisa dianggap mengikhtisarkan perkembangan awal format2 sastra lisan dan, kemudian, kemunculan-bertahap pelbagai kumpulan karya individual dan kesatuan2 sastra tulis. 


                   
Tabel 1: Format-format Kesusasteraan yang Mendasari Injil2
A. Manuskrip Perjanjian Lama atau kutipan-kutipan yang diduga merujuk pada Yesus. 
B. Narasi-narasi yang mencapai puncaknya dalam ungkapan yang diduga berasal dari Yesus. 
C. Narasi-narasi terinci, utamanya yang terfokus pada mukjizat-mukjizat Yesus. 
D. Pelbagai tradisi narasi khusus: 
     1. Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis.
     2. Godaan yang ditujukan pada Yesus oleh setan.
     3. Transfigurasi yang diduga berasal dari Yesus.
     4. Kesaksian Petrus kepada identitas yang diduga sebagai milik Yesus.
     5. Kasih yang diduga milik Yesus, meskipun dihujahkan bahwa ini merupakan kreasi Markus dan sinonim dengan konstruksi Markus.
3
E. Ungkapan-ungkapan dan perumpamaan-perumpamaan yang diduga berasal dari Yesus. 


Melalui analisis sebelumnya, jelaslah bahwa setiap wahyu aktual yang diturunkan kepada Yesus menemukan ekspresi utamanya dalam format kesusasteraan
E. Format kesusasteraan A jelasnya merupakan kreasi kesusasteraan kelompok pelbagai gereja Kristen awal tertentu yang dirancang untuk membenarkan teologi gereja2 yang berkembang kemudian dan memisahkan diri dari Yahudi. Namun demikian, format kesusasteraan B hingga D, dan mungkin banyak dari karya yang ditemukan dalam format kesusasteraan E, merepresentasikan sesuatu yang berbeda. Di sini, kita dihadapkan pada tindakan2 dan ungkapan2 yang dinisbahkan kepada Yesus. Sesuatu yang jelas2 tidak berkaitan dengan wahyu verbal dan harfiah yang diberikan Allah kepada Yesus, tetapi lebih berkaitan dengan Yesus sebagai pribadi yang dianggap mengucapkan dan melakukannya. Dengan kata lain, dengan menggunakan pembedaan ketika menganalisis Al-Qur'an dan Hadits, format kesusasteraan B hingga D, dan hampir sebagian besar karya yang ditemukan dalam format kesusasteraan E, dianggap berasal dari hadits-hadits Yesus, baik yang palsu maupun asli. 

Tipe pembedaan yang hati2 dan sangat cermat, yang dilakukan oleh Islam antara Al-Qur'an dan Hadits, sama sekali diabaikan dalam pembentukan format2 kesusasteraan Kristen awal yang berkenaan dengan Yesus. Sejauh wahyu yang aktual itu dipertahankan, ia dijalin begitu saja dengan hadits yang diduga berasal dari Yesus. Lebih jauh, sementara tradisi Islam secara hati2 mempertahankan dua bagian yang merupakan komponen, yaitu
isnad dan matan,4 dari setiap Hadits Nabi MUhammad SAW yang dianggap sahih, tradisi Kristen awal sepenuhnya gagal mencatat setiap isnad, yakni mata rantai transmisi matan, dan karenanya gagal menyediakan sumber bagi hadits yang diduga berasal dari Yesus ini. Hal ini memunculkan upaya untuk memisahkan hadits Yesus yang autentik dari yang palsu, yang sepenuhnya bergantung pada analisis terhadap muatan kisahnya. Sumber, isnad dari narasi tersebut, sama sekali mangkir dalam hal ini. 

Sebagaimana digambarkan pada Tabel 1, kumpulan2 tulisan awal ini lebih merupakan upaya2 kesusasteraan yang primitif. Dalam format kesusasteraan
D dalam Tabel 1, dicatat bahwa banyak sarjana alkitabiah meletakkan mukjizat2 atau tanda2 tertulis khusus sebagai sumber di balik injil2 kanonik. Sama halnya, berkaitan dengan format kesusasteraan E dalam Tabel 1 , para sarjana alkitabiah telah berhasil mengidentifikasi sumber "ungkapan-ungkapan" tertulis yang dikenal sebagai Q.5 (Q berarti istilah Jerman Quelle yang bisa diterjemahkan sebagai sumber). 
Q pada awalnya didefinisikan sebagai materi yang umum bagi Matius dan Lukas, sementara ia mangkir dari Markus.6 Namun demikian, penemuan arkeologis dari Injil Tomas di Nag Hamadi, Mesir, pada 1945, mengungkapkan bahwa definisi awal Q ini harus direvisi. Tentu saja, Tomas adalah salah satu Q dokumen terkait,7 yang diselang-selingi dengan sisipan2 dan perubahan2 Gnostik. Kenyataannya, sekitar sepertiga dari ungkapan2 dalam Tomas memiliki kesamaan langsung dalam materi Q yang biasanya didefinisikan sebagai Matius dan Lukas.8 Oleh karenanya, Q mungkin lebih baik didefinisikan sebagai: materi yang umum bagi Matius dan Lukas, sementara ia mangkir dari Markus; materi yang ditemukan dalam Matius dan Tomas, Lukas dan Tomas, atau Matius, Lukas, dan Tomas, baik ditemukan atau tidak dalam Markus. 
Q dan Sumber Mukjizat
Setelah akhirnya mengidentifikasi dua sumber tertulis, yaitu,
Q dan sumber mukjizat atau tanda2, yang ada di balik injil2 kanonik, adalah keniscayaan untuk menyadari bahwa dokumen2 ini, bahkan dalam dirinya sendiri, bukanlah konstruksi utuh. Pertama-tama, semua itu merupakan kumpulan karya2 individual atau kumpulan2 literer. Kedua, para sarjana alkitabiah modern telah mengidentifikasi tiga lapisan Q yang berbeda. Lapisan pertama Q, yang diidentifikasi sebagai Q1, kemudian dikumpulkan sebagai dokumen tertulis pada kira2 tahun 50 M. Sebaliknya, Q2 kemudian dirumuskan kira2 pada tahun 65 M, dan Q3 kira2 pada tahun 75 M.9  

Dalam memandang hal ini, bisa diasumsikan bahwa banyak dari ungkapan yang dinisbahkan kepada Yesus dalam
Q tidak mungkin dikaitkan secara langsung dengan Yesus. Kita bisa menyatakan bahwa banyak dari ungkapan yang paling disukai dari apa yang disebut Khotbah di atas Bukit ini sudah eksis sebelum kenabian Yesus. Hipotesis ini dibuktikan oleh ungkapan2 yang ditemukan nyaris secara harfiah dalam apa yang disebut literatur Yahudi pseudepigraphical10 dan non kanonik dari abad ke-3 hingga ke-2 SM, yaitu mereka telah eksis sebagai ungkapan2 tertulis 100 hingga 200 tahun sebelum kelahiran Yesus. Dalam hal ini, Testament of the Twelve Patriarch utamanya sangat kaya dengan kutipan2 yang beberapa abad kemudian dinisbahkan kepada Yesus.11 Dengan mengijinkan dilakukannya pelbagai terjemahan dari satu bahasa kuno ke bahasa kuno lainnya, pemberi sifat yang "nyaris harfiah" sebagian besar bisa diabaikan sebagai hal yang sekunder untuk proses terjemahan tersebut. Dengan demikian, dalam pelbagai contoh di mana Q menempatkan kutipan2 dari kitab2 pseudepigraphical awal ini sebagai sabda Yesus, kita harus menyimpulkan bahwasanya: Q keliru ketika menisbahkan kutipan2 ini kepada Yesus; atau bahwa Yesus agak banyak mengutip dari tulisan2 awal ini.

ANALISIS STRUKTURAL ATAS INJIL-INJIL KANONIK  
Analisis struktural atas injil kanonik paling awal, Markus, menunjukkan bahwa Markus menciptakan penggunaan tambal-sulam yang luas atas pelbagai sumber mukjizat atau tanda, pelbagai macam kisah pengungkapan yang beredar, dan mungkin juga penggunaan
Q.12 Pengarang awal Markus menyusun karya2 individual dari sumber2 ini menjadi tatanan yang mungkin arbitrer dan kronologis, kemudian mengaitkannya dengan komentar2 editorialnya sendiri. Dokumen yang dihasilkan mungkin bisa disebut proto-Markus. Revisi kemudian oleh para redaktur tak-dikenal, kemungkinan dirangkaikan dengan penambahan materi yang awalnya tidak dimasukkan dalam proto-Markus, menghasilkan injil Markus, yang dibubuhi tanggal sekitar tahun 75 M.13 Agar bisa menentukan sumber kesejarahannya, kita bisa menelusuri kembali waktu kompilasi awal kitab Markus hingga kira2 ke tahun 75 M ini.  

Matius secara khusus dipercaya sebagai injil kanonik kedua, dan biasanya ditelusuri waktunya hingga kira2 tahun 85 M.
14 Analisis struktural atas Matius menunjukkan bahwa ia disusun dengan cara tambal-sulam dari Markus (atau mungkin proto-Markus), Q, dan sumber2 lisan ataupun tulisan yang khas bagi Matius, yang mungkin disebut M.15 Sama halnya, analisis struktural atas Lukas menunjukkan bahwa ia disusun dengan prosedur tambal-sulam dari Markus (atau mungkin proto-Markus), Q, dan sumber2 lisan ataupun tulisan yang khas bagi Lukas, yang mungkin disebut L.16 Kompilasi Lukas sering kali ditelusuri waktunya hingga kira2 tahun 95 M.16

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Yohanes tidak memiliki keumuman2 yang sama dengan yang yang ditemukan dalam Matius, Markus, maupun Lukas. Sejauh ini, sumber2 sebelumnya yang digunakan oleh pengarang Yohanes masih diselimuti misteri.
17 Tentu saja, pengarang Yohanes bergantung pada format2 kesusasteraan yang sama, baik lisan maupun tulisan, yang dirinci pada Tabel 1. Lebih jauh, sebagaimana lazim disepakati bahwa Yohanes merupakan injil kanonik terakhir yang ditulis, mungkin sekitar tahun 110 M.18 Sangat mungkin bahwa pengarang Yohanes terutama sekali menggunakan format2 kesusasteraan yang dikompilasi menjadi kumpulan2 tulisan, utamanya mengenai sumber mukjizat atau tanda2,19 dan mungkin juga menggunakan injil2 sinoptik. Lebih jauh, meskipun ia tetap merupakan masa yang bisa ditelusuri, mungkin ada gunanya mencatat bahwa Clementus dari Aleksandria,20 yang menulis kira2 pada tahun 190 M, secara khusus menyatakan bahwa pengarang Yohanes sangat akrab dengan injil2 sinoptik.21 Ini mengisyaratkan bahwa Yohanes mungkin sebagian didasarkan pada Markus.22 Bagaimanapun juga, jelaslah bahwa Yohanes merupakan sebuah kompilasi tambal-sulam dari sumber2 sebelumnya. Lebih jauh, kesaksian internal Yohanes 21:24-25 dengan jelas mengidentifikasi "pengarang" asli dan "penyunting" kemudian, yang mengharuskan bahwa Yohanes juga bisa dilihat sebagai sebuah komposisi berlapis, dengan Yohanes 21 digunakan sebagai apendiks kemudian bagi injil tersebut23 dan Yohanes 1:1-18 digunakan sebagai prolog kemudian bagi injil tersebut.24

Namun demikian, kisah mengenai injil2 tersebut tidak berakhir dengan kompilasi2 awal mereka. Mereka terus-menerus melakukan revisi dan memberi komentar2 editorial, sebagaimana ditunjukkan oleh tambahan Markus kemudian 16:9-20, perubahan Lukas 3:21-22,(
25) tambahan terhadap apa yang disebut Doa Tuhan dalam Matius 6:13,(26) revisi2 editorial yang agak jelas dalam Yohanes 2:21-22 dan 4:2,(27) pembalikan yang dilakukan kemudian atas susunan awal Yohanes 5 dan 6,(28) dan kejadian2 lain semacam ini. Kenyataannya, proses revisi editorial terus-menerus dibubuhi tanggal, sebagaimana disaksikan oleh perubahan2 injil sinoptik melalui King James Version, Revised Standard Version, dan New Revised Standard Version. 

Terdapat sangat banyak versi kuno Perjanjian Baru yang tidak satu pun bisa disebut sebagai orisinal. Tanpa memasuki pembahasan teknis yang berlebihan, cukuplah ditegaskan bahwa ada pelbagai macam versi Yunani (Koine), versi Suriah, versi Koptik, dan versi Latin. Sekalipun Perjanjian Baru dipercaya mulanya ditulis dalam bahasa Yunani Koine, tidaklah terlalu tepat menyatakan bahwa versi2 Yunani seharusnya lebih tepat daripada versi2 lain yang tersedia. Dalam hal ini diriwayatkan bahwa salah satu versi Suriah, yaitu, Suriah Sinaitik, ditelusuri kembali hingga abad ke-4 M, dan sebagian besar bertanggal sebelum versi2 Yunani ditulis. Dengan demikian, versi2 non Yunani ini bisa memiliki kesaksian yang penting atas masukan2 dan sisipan2 kemudian dalam versi2 Yunani. 

Harus dicatat bahwa
Suriah Sinaitik tidak memasukkan kata2 yang dianggap berasal dari Yesus sebagaimana dicatat dalam Matius 16:17-20,(29) yang menunjukkan bahwa ayat2 ini tidak dimasukkan dalam manuskrip kuno yang kemudian disalin menjadi Suriah Sinaitik, dan mengisyaratkan bahwa ayat2 ini merupakan tambahan2 yang dibubuhkan kemudian.30
Ikhtisar
Analisis struktural atas empat injil kanonik secara jelas menunjukkan bahwa tidak satu pun yang berupa dokumen tunggal dan utuh. Keempatnya merupakan kompilasi tambal-sulam dari sumber2 sebelumnya, setidaknya dari satu, yaitu
Q yang merupakan komposisi berlapis dalam dirinya sendiri. Lebih jauh, keempat injil kanonik tersebut telah mengalami proses pelapisan dan atau revisi editorial. 

Sumber aktual keempat injil kanonik tersebut secara dramatis menolak setiap klaim bahwa keempatnya merupakan wahyu yang diturunkan Allah kepada Yesus. Meskipun sebagian dari wahyu yang aktual mungkin dipelihara dalam pelabai serpihan dalam bagian2 keempat injil ini, tetapi sumber sebenarnya keempat injil tersebut pada dasarnya tetap tidak diketahui. Namun demikian, bagian terbesar dari injil2 ini jelas terdiri dari
hadits, yaitu, kata2 dan perbuatan2 yang diduga berasal dari Yesus sebagai pribadi. Lebih jauh, injil2 tersebut sama sekali tidak membedakan antara hadits dan wahyu, dan tidak memberikan isnad, yaitu, rantai transmisi, bagi hadits yang dicatat dan dinisbahkan kepada Yesus tersebut. 

Oleh karenanya, dalam masing2 kasus, sumber
hadits yang dinisbahkan kepada Yesus itu pada dasarnya tidak ada. Dengan demikian, tugas untuk memisahkan hadits autentik dari hadits buatan menjadi sangat rumit, dan tugas ini sepenuhnya bersandar pada analisis isi dari kisah tersebut. Lebih jauh lagi, dalam banyak hal bisa ditunjukkan bahwa ungkapan2 yang dinisbahkan kepada Yesus sebenarnya telah eksis dalam bentuk tertulis dalam literatur pseudepigraphical Yahudi sebelum zaman Yesus. 

Akhirnya, perlu dicatat bahwa injil2 kanonik bahkan belum eksis dalam bentuk2 gabungan awal mereka hingga sekitar 40 sampai 70 tahun setelah kenabian Yesus. Setelah itu, keempatnya tetap muncul dalam versi2 yang bervariasi, dengan membiarkan sumber dari kitab2 itu sendiri--untuk tidak menyebutkan wahyu Yesus--dalam kondisi yang sangat terfragmentasi dan terpotong2. 
KESIMPULAN
Analisis struktur kesusasteraan dan sumber telah memungkinkan banyak kontras-signifikan yang bisa ditarik antara Al-Qur'an,
Taurat-yang-diterima, Mazmur, dan injil2 kanonik dalam Perjanjian Baru. Perihal sumber dari keempat kitab suci ini, hanya Al-Qur'anlah yang merupakan dokumen tunggal dan utuh, dan hanya Al-Qur'anlah yang memiliki sumber yang dikenal dan terbukti. Kontras2 signifikan berkenaan dengan struktur dan sumber dari keempat kitab suci ini diikhtisarkan pada Tabel 2 di bawah ini.

 
 Tabel 2:
Kitab Suci
STRUKTUR 
Tunggal, utuh   
 Ya
Tidak
Tidak  
 Tidak
Tambal-sulam
Tidak
Ya
?
 Ya 
Berlapis
Tidak
 Ya 
 Ya 
 Ya 
  Tidak  Ya Ya Ya
SUMBER 
Penisbahan kepada "pengarang"31 Ya Tidak  Tidak  Tidak 
Rentang waktu #1(32)   1 tahun 1000 tahun 570-770 40-70 
Versi2 bervariasi  Tidak Ya Ya Ya
Rentang waktu #2(33) 1 tahun 2.300 tahun34 1.865 tahun35 Tidak pasti36
Sumber wahyu  Ya  Tidak   Tidak   Tidak 
Sumber kitab   Ya  Tidak   Tidak   Tidak 
                                                        
Keterangan: 
 
1. Daftar injil2 apokrif: Dialog Sang Juru Selamat, Injil Andreas, Injil Apelles, Injil Bardesanes, Injil Barnabas, Injil Bartelomeus, Injil Basilides, Injil Kelahiran Maria, Injil Cerinthus, Injil Hawa, Injil Ebionit, Injil Orang-orang Mesir, Injil Encratites, Injil Empat Wilayah Surgawi, Injil Orang-orang Ibrani, Injil Hesychius, Injil Masa Kecil Yesus Kristus, Injil Judas Iskariot, Injil Jude, Injil Marcion, Injil Mani, Injil Maria, Injil Matthias, Injil Merinthus, Injil Menurut Kaum Nazaret, Injil Nikomedus, Injil Kesempurnaan, Injil Petrus, Injil Philipus, Injil Pseudo-Matius, Injil Scythianus, Injil Tujuh Puluh, Injil Thaddaeus, Injil Tomas, Injil Titan, Injil Kebenaran, Injil Dua Belas Rasul, Injil Valentinus, Protevangelion James, Injil Rahasia Markus, dan Injil Tomas tentang Masa Kecil Yesus Kristus.
2. A) Filson FV (1971) B) Wilson RM (1971)
3. Mack BL (1996)
4. Isnad: daftar lengkap para perawi hadits, dan merupakan pengesahan terhadap sumber hadits. Matan: Narasi atau teks hadits, yang dapat diuji kebenarannya dengan mencocokkannya dengan Al-Qur'an.
5. A) Robinson JM (1971a) B) Robinson JM (1971b) C) Koester H (1971a) D) Mack BL (1996)
6. A) Filson FV (1971) B) Kee HC (1971) C) Baird W (1971) D) Burch EW (1929) E) Leon-Dufour X (1983) F) Koester H (1971b)
7. A) Koester H (1971a) B) Robinson JM (1971b) C) Koester H (1971b) D) Mack BL (1996)
8. Mack BL (1996)
9. Mack BL (1996)
10. Tulisan2 awal yang tidak dimasukkan dalam kanon Alkitab dan Apokrif (dimana yah???)
11. Misalnya, bahan2 Q dalam Matius 5:3 memiliki banyak persamaan dengan Perjanjian Benjamin 1:26-27, Perjanjian Yehuda 4:31, dan Perjanjian Gag 2:15. Sebagai contoh kedua, kandungan Q dalam Matius 5:11-12 memiliki banyak persamaan dengan Perjanjian Levi 4:26 dan Perjanjian Yosef 1:20-21. Mengenai kutipan2 dari Perjanjian Dua Belas Murid ini, lihat Platt RH, Brett JA.
12. Mack BL (1996)
13. A) Duncan GB (1971) B) Davies JN (1929a) C) Moffat J (1929) D) Sunderg AC (1971) E) Pherigo LP (1971) F) Asimov (1969) G) Mack BL (1996) H) Nineham DE (1973) I) Leon-Dufour X (1983)
14. A) Duncan GB (1971) B) Sunderg AC (1971) C) Kee HC (1971) D) Leon-Dufour X (1983) E) Mack BL (1996) F) Fenton JC (1973)
15. A) Mack BL (1996) B) Kee HC (1971) C) Filson FV (1971) D) Burch EW (1929) 
16. A) Mack BL (1996) B) Baird W (1971) C) Filson FV (1971) D) Burch EW (1929) 
17. A) Mack BL (1996) B) Asimov I (1969) C) Duncan GB (1971) D) Baird W (1971) E) Sundberg AC (1971) F) Sebagian sarjana berhujah bahwa ada versi Lukas yang lebih awal, yang bisa disebut proto-Lukas, yang disusun sekitar tahun 60 Masehi, dan yang dimulai dengan pembaptisan Yesus, sebagaimana dimiliki Markus. Caird GB (1972)
18. Shepherd MH (1971)
19. A) Mack BL (1996) B) Duncan GB (1971) C) Shepherd MH (1971) D) Leon-Dufour X (1983)
20. Mack BL (1996)
21. Seorang santo yang ditahbiskan oleh Gereja Katolik Roma, Titus Flavius Clemens (Clementus) adalah seorang presiden sekolah kateketik Kristen abad ke-2 dan ke-3 M di Aleksandria. Karya2 tulisnya mencakup: Protreptikos, Paidagogos, Stromateis: A Discourse Concerning the Salvation of Rich Man, Exhortation to Patience or Address to the Newly Baptized, Excerpta ex Theodota, Eclogae Propheticae, dan Hypotypeseis. Fredericksen LF et al. (1998)
22. Shepherd MH (1998)
23. A) Mack BL (1996) B) Garvie AE (1929)
24. A) Shepherd MH (1971) B) Moffat J (1929)
25. Garvie AE (1929)
26.  Selengkapnya baca buku: "Salib di Bulan Sabit", oleh DR. Jerald F. Dirks, 2001.
27. Tambahan editorial tersebut terdiri atas kata2: "Karena kerajaan, kekuasaan, dan kemuliaan adalah milikmu. Amin."
28. Shepherd MH (1971)
29. A) Shepherd MH (1971) B) Moffat (1929)
30. Matius 16:17-20 secara langsung mengikuti dugaan kesaksian Petrus bahwa Yesus adalah "Sang Juru Selamat, Putra Tuhan yang hidup". Ayat2 ini kemudian terbaca: "Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon putra Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan gerbang-gerbang Hades tidak akan mampu melawannya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa dia adalah Sang Juru Selamat."
31. Robertson AT (1929) 32. Dengan kata lain, bisakah kitab suci itu ditelusuri kembali jejaknya sampai pada seseorang yang konon menerima wahyu itu untuk pertama kalinya? 33. Waktu antara berakhirnya wahyu dan kompilasi awal dari seluruh kitab suci. 34. Gambar ini mengasumsikan manuskrip teks Masoterik tahun 895 M merupakan kompilasi "akhir". Namun demikian, kenyataannya, kompilasi "akhir" itu belum lengkap, karena para sarjana alkitabiah terus-menerus melakukan perubahan2 dalam teks tersebut ketika penemuan2 arkeologis baru ditemukan dan dianalisis. Dengan demikian, gambar ini bisa dibaca dengan mudah sebagai: "3.400 tahun atau lebih". 35. Gambar ini mengasumsikan manuskrip teks Masoterik tahun 895 M merupakan kompilasi "akhir". Namun demikian, kenyataannya, kompilasi "akhir" itu belum lengkap, karena para sarjana alkitabiah terus-menerus melakukan perubahan2 dalam teks tersebut ketika penemuan2 arkeologis baru ditemukan dan dianalisis. Dengan demikian, gambar ini bisa dibaca dengan mudah sebagai: "2.970 tahun atau lebih". 36. Perubahan2 terus dilakukan dalam teks tersebut oleh para sarjana alkitabiah, dan gambar tersebut bisa dibaca: "1.960 + beberapa tahun atau lebih". 

 
Dikutip dari buku: "Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks, 2003

MATIUS VERSUS YOHANES

MATIUS VERSUS YOHANES: Kontradiksi "Elia".

Umat Yahudi mempunyai keyakinan paralel bahwa sebelum Mesias datang, Elia akan datang terlebih dahulu.  
MATIUS: 

17:11 Jawab
Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu 
17:12 dan Aku berkata kepadamu:
Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." 
17:13 Pada waktu itu
mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.  

Menurut ayat2
Matius di atas, bahwa Elia itu adalah Yohanes Pembaptis.

Marilah kita
konfirmasi kepada Yohanes Pembaptis sendiri.  
YOHANES:  

1:19. Dan inilah
kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" 
1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." 
1:21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu,
siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"  

Perhatikan ayat2
Yohanes di atas! Menurut Yohanes Pembaptis sendiri, ia bukanlah Elia sebagaimana dinyatakan dalam ayat2 Matius di atas.  
Benar2 tidak berbicara kebenaran!!!  

Karenanya, umat Israel dimana Yesus diutus,
tidak mengakui Yesus sebagai Mesiah yang diidam2kan itu, bahkan mereka menganggap Yesus adalah nabi palsu. Salah satu penyebabnya adalah bahwa Elia yang menurut Matius adalah Yohanes Pembaptis, ternyata dibantah oleh Yohanes Pembaptis sendiri.  

Oleh sebab itulah orang2
Yahudi membenci Yesus dan mengejar2nya seperti maling ayam hingga membunuh "Yesus" di tiang salib.   Jadi, kalau Kristen mengklaim bahwa penyaliban Yesus di tiang salib merupakan "janji Yesus", adalah BOHONG BESAR!!!  

Lebih jauh,
Yudas Iskariot, yang telah berjasa besar bagi upaya penyaliban "Yesus", dituduh sebagai penghianat oleh umat Kristen.  

Jika orang2 Kristen berakal waras, tentunya Kristen mengelu2kan
Yudas Iskariot sebagai pahlawan, karena ia telah mencatat sejarah sebagai orang yang paling berjasa bagi penyaliban Yesus!  
Kristen, benar2 agama yang tidak berbicara kebenaran!!!

MATIUS VERSUS LUKAS: Berbagai Kontradiksi tentang Yesus.

1. Siapa Yang Memberi Nama "Yesus"?
Menurut Matius 1:20-25, malaikat Tuhan bertemu dengan Yusuf dan memerintahkan Yusuf untuk memberi nama "Yesus" kepada anak yang akan dilahirkan oleh Maria. Tetapi menurut Lukas 1:28-35, malaikat Tuhan bertemu dengan Maria dan memerintahkannya untuk memberi nama "Yesus" pada anak yang akan dilahirkannaya.
2. Zaman Kelahiran Yesus.
Menurut Matius 2:1-8, Yesus dilahirkan pada zaman raja Herodes, tetapi menurut Lukas 2:1-20, Yesus dilahirkan pada zaman kaisar Agustus (sesudah zaman Herodes), yakni ketika diadakan sensus penduduk di Yedea.
3. Masa Kecil Yesus.
Menurut Matius 2:1-15, sesudah Yesus dilahirkan maka ia langsung dilarikan bersama ibunya oleh Yusuf ke Mesir sampai raja Herodes mati. Tetapi menurut Lukas 2:6-46, sesudah Yesus dilahirkan, ia dibawa ke Yerusalem kemudian ke Nazareth dan tinggal di sana selama 12 tahun.
4. Silsilah Yesus.
Menurut Matius 1:2-16, silsilah Yesus dari Abraham hingga Yesus terdiri atas 40 keturunan, tetapi menurut Lukas 3:23-34, silsilah Yesus dari Abraham hingga Yesus terdiri atas 56 keturunan. Disamping itu juga, nama-nama keturunan dalam kedua silsilah Yesus tersebut hampir semuanya berbeda.
5. Masa Berlaku Hukum Taurat.
Menurut Matius 5:17-20, hukum Taurat berlaku hingga hari kiamat dan barangsiapa yang hidupnya tidak lebih baik dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, maka ia tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga. Tetapi menurut Lukas 16:16, hukum Taurat berlaku sampai kepada zaman Yohanes Pembaptis.   

Thursday 25 November 2010

Yesus telah Menikah


Salah satu mitos yang ada pada orang-orang pagan ? penyembah berhala-adalah adanya korban persembahan untuk dewa agar tidak murka dan bersedia memberikan berkah kepada manusia, hampir mirip dengan mitos yang ada pada sebagian orang-orang Jawa yang mempersembahkan sesajen kepada Nyi Roro Kidul sebagai penguasa laut Selatan, di mana sesajen tersebut ditujukan agar Nyi Roro Kidul tidak murka dan berkenan memberikan rizki kepada mereka, begitu juga dengan mitos korban persembahan kepada dewa-dewa oleh orang-orang pagan/ musyrik, sesajennya ?korban persembahan- adalah berupa seorang gadis sejati dalam arti belum pernah tersentuh oleh seorang lelaki atau belum menikah.

Dalam ke-Kristen-an, ada doktrin yang mirip dengan mitos orang-orang Musyrik tersebut atau sesajenan untuk Nyi Roro Kidul, yaitu adanya doktrin yang mengharuskan meyakini Yesus sebagai korban persembahan untuk menebus dosa yang pernah dilakukan oleh Adam, di mana menurut doktrin tersebut, akibat dosa yang dilakukan oleh Adam ?sering disebut sebagai dosa warisan-, Adam dan keturunannya tidak lagi hidup kekal dalam taman Eden seperti rencana Tuhan mula-mula, dengan kata lain akibat dosa tersebut manusia akan binasa atau tidak selamat alias akan masuk neraka, oleh karena itu diperlukan korban persembahan agar manusia dapat memperoleh keselamatan dan masuk dalam kerajaan sorga.

Menurut doktrin tersebut, korban persembahan ?penebusan dosa- haruslah seorang manusia yang tidak pernah melakukan dosa ?orang suci- sekaligus seorang tidak menikah, menurut doktrin tersebut, Yesus adalah manusia yang tidak pernah melakukan dosa dan tidak menikah sehingga masuk Kriteria sebagai korban penebus dosa, dan menurut doktrin tersebut, Yesus memang diciptakan untuk menebus dosa tersebut, Benarkah Yesus tidak pernah melakukan dosa dan tidak pernah menikah sehingga layak sebagai penebus dosa ?

Dalam artikel sebelumnya yang dengan judul YESUS MENGAKU BERDOSA- Telah kita bahas bahwa Yesus adalah juga manusia yang tidak terlepas dari berbuat dosa dan secara tidak langsung Yesus sendiri telah mengakui sebagai manusia yang mempunyai dosa, sehingga dari sisi tersebut saja, Yesus tidak layak untuk dijadikan objek korban persembahan penembus dosa yang pernah dilakukan oleh Adam.

Dalam kajian berikut ini, kita akan menelusuri kisah Yesus dalam Injil yang dikarang manusia dan telah menjadi kitab pegangan dalam agama Kristen, ternyata dalam kitab tersebut ada ayat yang sangat kuat menunjukkan bahwa Yesus telah menikah dengan seorang wanita mantan pelacur yang telah bertaubat, sehingga doktrin penebusan dosa yang mengharuskan seseorang yang suci dan tidak menikah tidak terpenuhi oleh diri seorang Yesus.

PERBUATAN MANTAN PELACUR
Dalam Injil yang dikarang Lukas pasal 7 ayat 36, dikisahkan, suatu ketika Yesus datang ke rumah Simon memenuhi undangan makan, ketika Yesus dan Simon sedang makan-makan, datanglah seorang wanita mantan pelacur yang sangat terkenal reputasi pekerjaannya sebagai pelacur hendak menemui Yesus.

Wanita tersebut datang menemui Yesus dengan membawa buli-buli pualam yang berisi minyak wangi, sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Simon merasa risih dengan sikap apa yang dilakukan wanita tersebut terhadap Yesus dihadapannya, dalam hatinya Simon berkata :

"Jika Yesus seorang nabi, tentu ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamahnya ini; tentu ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Ungkapan Simon tersebut menggambarkan betapa tidak pantasnya apa yang dilakukan oleh wanita tersebut kepada Yesus, sangat mungkin apa yang dinilai oleh Simon adalah perbuatan tersebut adalah suatu perbuatan yang menyalahi norma yang ada.

Rupanya Yesus sangat bertenggang rasa dan sangat mengerti apa yang ada dalam benak Simon yang mengundangnya, berkatalah Yesus kepada Simon untuk menetralisir apa yang dipikirkan Simon agar Simon tidak berpikiran yang macam-macam :

"Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu."

"Katakanlah, Guru."

"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia ?" Tanya Yesus kepada Simon.

"Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutang-nya." Jawab Simon

"Betul pendapatmu" Kata Yesus membenarkan.

Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Yesus berkata kepada Simon:

"Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-ku, tetapi dia membasahi kaki-ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.

Engkau tidak mencium aku, tetapi sejak aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-ku.

Engkau tidak meminyaki kepala-ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-ku dengan minyak wangi.

Sebab itu aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.

Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia ber-buat kasih."


ISTRI YESUS
Segenap pembaca Kristen dalam membaca kisah tersebut yang terdapat dalam Injil karangan Lukas, tentu akan memahami bahwa sikap perempuan tersebut adalah sikap kasih-nya yang amat sangat kepada Yesus yang telah mengampuni dosa-dosanya.

Tetapi pemahaman ini adalah pemahaman yang terdoktrinasi oleh pengarang Injil dan yang tidak melihat sisi yang lain, misalnya, mungkinkah Yesus membiarkan saja seorang wanita mantan pelacur menjamah dirinya dengan menciumi kakinya dan menyekanya dengan rambutnya sampai-sampai Simon yang ada dihadapannya risih melihat perbuatan perempuan tersebut.

Apakah dibenarkan oleh agama dengan alasan mengasihi orang yang telah mengampuninya dengan menciumi kakinya dan membelai dengan rambutnya dan meminyaki dengan minyak wangi di mana Yesus adalah orang lain dari perempuan tersebut.

Bukankah Yesus pernah bersabda dalam Injil karangan yang lain :

"Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu. Matius 5:28-29

Tentu saja Yesus tidak sekedar memandang perempuan tersebut, melainkan Yesus telah merasakan belaian dan ciuman perempuan tersebut. Kalau perempuan tersebut adalah orang lain dan bukan apa-apa Yesus, tentulah Yesus telah berzinah dan telah melanggar apa yang telah disabdakannya sendiri seperti yang terdapat dalam ayat di atas.

Tentulah, Yesus sebagai seorang nabi utusan Allah, tidak akan membiarkan seorang perempuan jika bukan apa-apanya katakanlah bukan istri Yesus melakukan perbuatan tersebut terhadap diri-nya. Bila kisah itu benar adanya, pastilah perempuan tersebut ada hubungan suami-istri dengan Yesus.

Benarkah perempuan tersebut istri Yesus ?, mari kita telusuri ayat-ayat yang terdapat dalam Bible dan makna tersembunyi yang ada dalam kisah Yesus tersebut.


RITUAL PERNIKAHAN
Di dalam Bible, Kitab Kidung Agung pasal 1:2-4 dikisahkan tentang ritual pernikahan sebagai berikut :

Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur,harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu! Tariklah aku di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi! Sang raja telah membawa aku ke dalam maligai-maligainya. Kami akan bersorak-sorai dan bergembira karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari pada anggur! Layaklah mereka cinta kepadamu!

Dalam ayat tersebut ada point-point penting :

- Mencium
- Harum bau minyak
- Tariklah aku dibelakangmu

Point-point tersebut adalah khas dalam ritual pernikahan bangsa Yahudi, dan ketiga point tersebut terdapat juga dalam kisah perempuan yang datang menemui Yesus di rumah Simon, mari kita lihat ayatnya :

"Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu." Lukas 7:38

Adanya kesamaan antara yang dilakukan oleh perempuan itu terhadap Yesus dengan ritual pernikahan bangsa Yahudi, sangat kuat mengindikasikan bahwa apa yang sedang dilakukan perempuan itu terhadap Yesus adalah sebagai ritual pernikahan dirinya dengan Yesus.

Bila yang dilakukan perempuan itu terhadap Yesus ditafsirkan sebagai ritual pernikahan, maka hal itu tidak bertentangan dengan sabda Yesus dan hukum Taurat, namun bila yang dilakukan perempuan itu ditafsirkan sebagai kasihnya kepada Yesus karena dosa-dosanya telah diampuni, maka antara Yesus dengan perempuan itu telah terjadi perzinahan karena perempuan itu bukan muhrimnya dan sesuai hukum Taurat harus dihukum mati.

Tidak mungkin dengan alasan apapun Yesus mengizinkan seorang perempuan menciumi dirinya jika perempuan itu bukan istrinya.


Yesus Tidak Layak Sebagai Penebus Dosa
Adanya indikasi kuat bahwa Yesus telah menikah, maka menjadikan Yesus sebagai korban persembahan untuk menebus dosa yang pernah dilakukan oleh Adam adalah nampak mengada-ada dan hanya berupa doktrin belaka yang harus diyakini begitu saja tanpa melihat kebenaran kisah Yesus yang sesungguhnya dan harus mengabaikan kontradiksi yang sangat mencolok. Kontradiksi yang dimaksud adalah di satu sisi Yesus menyatakan bahwa memandang saja sudah termasuk zinah tetapi Yesus sendiri membiarkan dirinya diciumi oleh seorang mantan pelacur. Apalagi doktrin penebusan ini sangat mirip dengan mitos yang ada pada bangsa-bangsa penyembah berhala, nampakanya doktrin penebusan dosa hanyalah hasil copy dari ajaran para penyembah berhala dan bukan dari Allah.

Tentu saja para pengarang Injil sangat berkepentingan untuk menyembunyikan pernikahan Yesus karena untuk mendoktrin pembacanya bahwa Yesus telah mati di tiang salib untuk menebus dosa yang pernah dilakukan oleh Adam dan sebagai syarat-nya adalah tidak pernah melakukan dosa dan tidak menikah.


Dan Brown, pengarang The Davinci Code novel yang sangat kontroversial, mengisahkan memang Yesus telah menikah dengan Maria Magdalena mantan pelacur yang telah menciumi Yesus di rumah Simon dan mempunyai keturunan, hanya saja keturunan Yesus ini telah lenyap dan tahta kerajaan Yesus akhirnya berpindah ke Roma.