MENURUT ANDA, BLOG INI ?

Wednesday 5 January 2011

ORTODOKS INDONESIA

Anda pasti sangat sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan ini. Tapi mengapa kemudian Anda mau terlibat aktif dalam gereja dengan menjadi salah satu ketua di Gereja Ortodoks Indonesia?

Memang sejak kecil saya sangat dekat dengan pelayanan gereja. Bapak saya memang seorang tentara tapi di samping berperang dia juga penginjil. Dia salah satu pendiri kodam Bukit Barisan bersama-sama dengan Pak Djamin Ginting. Pak Djamin komandan resimen sedangkan ayah saya komandan markas pertempurannya. Jadi setiap istirahat dia panggil anak buahnya dan buka Alkitab untuk mengajari mereka. Kebetulan orang-orang Karo saat itu belum punya agama. Setelah masuk ke Medan tahun 1950, setahun kemudian 500 orang dibaptis di sana. Ini hasil penginjilannya pada saat-saat perang. Nah dari sini rupanya secara tidak langsung semangat ayah itu meresapi saya. Ayah begitu tekun ibadahnya dan saya sangat terkesan. Jadi boleh dikatakan sudah ada dasar dari orang tua. Sehingga boleh dikatakan kehidupan rohani sudah sangat melekat. Tetapi dalam hidup rohani ini kita jangan sekali-kali mencuri kemuliaan Allah. Seringkali orang kalau sudah dekat Tuhan lalu merasa yang paling hebat. Apalagi kalau dia sudah pintar berkotbah atau isi Alkitab sudah di luar kepala. Berdoa bisa dengan suara menggelegar dan seterusnya. Saya tidak begitu cocok dengan cara seperti itu.

Memang di Ortodoks bagaimana cara berdoanya?

Ortodoks itu lain. Saya ikut ortodoks sejak 8 tahun lalu. Pertama saya pikir ortodoks itu agama baru. Saya mendengar pada waktu itu di Sahid Hotel dalam acara yang diadakan oleh Jusuf Roni. Dia mengundang Romo Daniel Bambang. Di situ saya melihat sesuatu yang lain. Saya orangnya yang kritis sekali dan tidak cepat percaya. Apalagi kalau pakai kata muluk-muluk atau iming-iming. Tapi dari pelajaran yang diberikan oleh Romo Daniel saya tertarik dan lalu minta dia mengadakan semacam katekisasi. Setelah satu tahun katekisasi saya merasa mendapatkan pemahaman baru. Di sini saya merasa banyak pertanyaan dalam diri saya terjawab, termasuk soal tritunggal, Allah, Tuhan. Dulunya jawaban-jawaban yang saya dapatkan nggak pernah pas. Jadi Tritunggal ortodoks itu begini: Allah itu esa dan di dalam diri Allah yang esa itu ada esensi dan zatnya ilahi. Jadi kalau Allah mau menciptakan sesuatu dia memakai Firman. Dan karya-karya-Nya berdasarkan roh-Nya. Berarti dalam diri Allah itu ada roh dan ada Firman. Jadi Allah, Firman dan Roh adalah satu. Kelihatannya 'kan ada tiga. Tapi sebenarnya itu satu. Nah, firman-Nya jadi manusia namanya Yesus Kristus. Kehadiran Yesus Kristus sama saja dengan kehadiran Allah.

Lantas, hal apa yang paling membedakan antara Gereja Ortodoks dan gereja-gereja yang lain ?

Yang mendirikan gereja ortodoks adalah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus meneruskan kepada para murid-Nya. Dan murid-murid ini mengajarkan lagi kepada murid-murid yang lain dan berkesinambungan terus. Orang-orang ortodoks di dunia ini sekitar 450 juta orang. Liturginya di mana-mana sama. Sedangkan kalau mau dilihat urut-urutannya, setelah 1054 tahun era ortodoks, baru muncul Katolik. Nah, Katolik ini sebenarnya ortodoks. Ada lima Patria pada waktu itu. Satunya memisahkan diri dan membentuk di Roma maka namanya Roma Katolik. Ortodoks itu 'kan Katolik dan Apostolik. Katolik itu artinya universal dan apostolik rasulia. Jadi berarti kita harus mengikuti tata cara kehidupan rohani para rasul ini.

Ada jam-jam ibadatnya?

Nah kalau Islam lima waktu, ortodoks tujuh waktu. Kita solat tujuh waktu: Pukul 06.00, 09.00, 12.00, 15.00, 18.00, 21.00, dan pukul 24.00. Nah kalau Islam wajib menjalankan ibadah lima waktu. Ortodoks nggak! Kalau mampunya kita dua kali yang usahakan jangan absen. Kalau bisa lebih, lebih baik lagi apalagi kalau bisa tujuh kali. Yang ketujuh itu modelnya seperti sembahyang tahajud. Kalau ibadat yang pukul 24.00 biasanya kita mulai pukul 23.00. Doa ini biasanya disebut "Doa Puja Yesus". Kita juga pakai tasbih. Untuk setiap butir kita ucapkan "Tuhan Yesus Kristus Anak Allah, kasihanilah hambaMu orang berdosa ini." Ini kita lakukan dengan iman sebanyak 107 kali. Di dalam hadirat Allah itu kita betul-betul merasakan keheningan dan apa saja seperti keinginan, cita-cita atau apa saja bisa kita sampaikan kepada Tuhan. Biasanya ini kita lakukan 1.5 jam tapi nggak terasa. Kalau saya lihat, apa yang dilakukan oleh Ortodoks kemudian diteruskan oleh Islam. Bukan orang Kristen yang meniru-niru Islam, karena kita sudah 2000 tahun, sedangkan Islam baru 1400 tahun.

Bagaimana model kepemimpinan di Gereja Ortodoks?

Yang paling tinggi Patriach, sejajar dengan Paus. Di bawah Patriach ada episkope (sejajar dengan uskup) sesudah itu ada presbiter (romo-romo yang di gereja-gereja). Banyak sekali yurisdiksi gereja Ortodoks di dunia ini: ada yurisdiksi Yunani, Rusia, Mesir, Etiopia dan banyak lagi. Masing-masing paroki hirarkinya kepada episkope-nya. Kalau seperti Yunani, episkope-nya sekarang ini adanya di Hongkong. Hongkong tunduknya kepada Konstantinopel dari Turki. Jadi pusat kepatriaannya di Turki. Kalau Rusia adanya di Moskow. Kalau Syria, adanya di Antiokia. Kalau di Indonesia ada tiga, yakni Yunani, Rusia dan Syria. Dan pengurus pusat Gereja Ortodoks Indonesia (GOI) bertindak sebagai payung. Artinya, pemerintah memberikan ijin kepada lembaga gereja. Dan GOI sudah masuk dalam lembaga gereja aras nasional dan kita sejajar dengan PGI, PII, Adven, KWI dll. Jadi pengurus pusat GOI ini mengkoordinir seluruh gereja ortodoks di dunia yang beroperasi di Indonesia. Jadi GOI nggak punya atasan di dunia. Kita mempunyai hirarki masing-masing di parokia dan parokia kita tentu ada episkope-nya. Yang menangani parokia itu disebut presbiter.

Apakah seorang presbiter juga mengucapkan kaul-kaul tertentu seperti ketaatan pada pimpinan, kemiskinan dan tidak kawin?

Kalau di ortodoks, sebelum seseorang diteguhkan sebagai presbiter dipersilahkan menikah. Tapi kalau dia tidak menikah pada waktu dia ditahbiskan, maka sampai mati dia nggak akan kawin. Itu sudah merupakan panggilannya seperti Romo Daniel, dia tidak menikah. Makanya dia diangkat sebagai presbiter dan archimandrit atau senior dari para presbiter. Dia mempunyai kesempatan menjadi episkope. Episkope mempunyai kesempatan menjadi patriacht karena episkope itu sama saja seperti kardinal. Kalau presbiter menikah, sesudah itu istrinya meninggal maka nggak boleh kawin lagi.

Gereja Ortodoks 'kan sangat kental tradisi Timur Tengahnya. Lalu bagaimana keadaan gereja di sana?

Di Irak belum pernah ada cerita Islam dan Kristen berkelahi. Tarieq Azis 'kan seorang Kristen Ortodoks. Dan di Irak itu banyak sekali gereja. Ada satu kota (Taralag) di sana itu 95% penduduknya Kristen. Di situ ibu-ibunya pakai jilbab tapi juga pakai salib. Kalau masalah pakai kerudung atau pakai jilbab, memang semua orang ortodoks harus begitu. Di gereja kita juga begitu. Kalau mau menghadap Tuhan, wanita harus pakai kerudung dan pakai baju sampai ke mata kaki. Soalnya sikap doa kita membungkuk dan sujud. Di Irak itu nggak bisa dibedakan mana yang Islam dan yang Kristen. Semua pakai jilbab dan kerudung. Yang namanya istri pendeta atau istri presbiter ya pakai cadar. Bahasanya sama, budayanya sama. Di sana KTP-nya nggak dicantumkan agama mereka. Semua disebut muslim. Saya berani mengatakan diri muslim sebab muslim itu bahasa Arab, artinya orang taat, patuh kepada kehendak Allah. Jadi semua orang Kristen yang patuh kepada Allah adalah muslim. Kita ini bukan Islam tapi muslim karena kita taat dan percaya pada Tuhan. Ini sama pula ketika orang mengucapkan assalamualaikum warahmatulahi wabarukatu. Arti kata-kata ini sesungguhnya sering kali kita ucapkan, yakni kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah kiranya menyertai Anda. Apakah ini salah? Ini faktor bahasa saja.

E. Dapa Loka
Biodata:
Prof. Dr. Karel S. Waas, lahir di Magelang, 20 April 1939. Menikah dengan Jeane Olga Waas Maengkom dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Jonathan (39), Mario (37) dan Maria (30). Dia menyelesaikan pendidikan bidang Administrasi Niaga Negeri Jakarta AANN-BBA Accountancy. Studi doktoralnya ia selesaikan di Eropean University, Antwerpen, Belgia. Selain itu ia pernah mengikuti kursus Manejemen Perhotelan dan Industri Pariwisata di Cornell University dan Universiy of Hawai. Selain menjadi Ketua I Gereja Ortodoks Indonesia, dia juga menjabat sebagai direktur utama PT Multicater. Ia juga pernah menduduki berbagai jabatan penting seperti Ketua Yayasan KADIN Pusat (1986-1995), ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (1978-1985) dan pembina Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI dan POLRI (FKPPI). Saat ini ia adalah salah satu ketua dalam ketua Komite Musyawarah Umat Kristiani Indonesia (KMUKI)

3 comments:

  1. Sorry , Kalau Pakai Jilbab itu sebenarnya adat timur tengah , bukan suatu kewajiban

    ReplyDelete
  2. ┼┼ee••°`┼┼ee`°••┼┼ee••°`┼┼ee`°••.. ..terbalik artikel.. masa.duluhan tahun 1054 dng 33....tahun 33 adalah tahun berdirinya agama Katolik...hihikzzzz

    ReplyDelete
  3. Teman2 apabila ada info terkait buku tentang kerudung dlm agama kristen ortodoks boleh tolong ksh tau sy email ke henilipdyaulia@yahoo.com krn sy sdg mengerjakan tgs akhir, terimakasih..

    ReplyDelete

tinggalkan komentar dan nama anda