... LANJUTAN ...
2. Yesus tidak pernah mengajarkan atau memberi nama "Kristen" pada misi dan tugas dakwah agama yang diembannya.
Beliau tidak membuat agama baru, dan dalam misi dakwahnya, meneruskan serta menggenapkan hukum Taurat, termasuk bahkan dengan tak menghapuskan hukum rajam dari Taurat (Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7).
Sedangkan Paulus, sebaliknya, justru sangat gigih membatalkan hukum Taurat (Galatia 2:16) dan membentuk aturan-aturan agama baru yang dinamai Kristen (Kisah Para Rosul 11:26).
Dan istilah "Kristen" sendiri baru muncul puluhan tahun kemudian setelah dugaan penyaliban Yesus (Kisah Para Rosul 11:26). Yang menamakan agama ini sebagai `Kristen' sendiri bukanlah Yesus Kristus, ataupun bahkan Tuhan, tetapi Barnabas dan Paulus (Saulus atau Paul) di Antiokhia, seperti di ayat-ayat Alkitab dibawah ini:
“Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Alloh, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”
(Injil Kisah Para Rosul 11:23-26).
Ayat diatas juga tegas membuktikan bahwa yang menamakan agama itu "Kristen' bukanlah Yesus tetapi Barnabas dan Paulus. Dapat pula dipahami bahwa ‘seumur hidupnya’ Yesus tidak pernah mengetahui jika agama yang dibawanya dinamai “Kristen”, sebab nama "Kristen” itu baru muncul jauh puluhan tahun setelah Yesus ‘mati’, dinamai oleh orang lain, Paulus dan Barnabas, yang juga memasukkan ajarannya sendiri (khususnya Paulus).
Didalam kitab suci agama Islam yaitu Al Quran, tidak dijumpai satu pun kata "Kristen", dan yang ada adalah kata kaum "Nasharaa", kemungkinan karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Dan pengikut ajaran Yesus disebut "Nashrani” bukan Kristen.
Bahkan didalam Alkitab Injil itu sendiri, kata "Kristen' hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Injil Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16)
Menurut data dalam beberapa buku yang ditulis oleh kalangan Kristen sendiri, diantara-nya dalam buku "Religions on File", Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Semen¬tara Paulus dan Barnabas memberi nama "Kristen" terhadap agama yang mereka bentuk, sesuai ayat ini, sekitar tahun 42 M.
Ini berarti sekitar 13 tahun (42 tahun dikurangi 29 tahun adalah sama dengan 13 tahun) setelah Yesus mati, barulah muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus yang dinamai mereka sebagai Kristen tersebut.
Menarik kiranya untuk merenungkan, Yesus dari Nazareth sendiri adalah seorang Yahudi-Israel yang berbahasa Ibrani, dan tak pernah keluar dari wilayahnya, tak pernah mendakwahkan ajarannya keluar dari wilayahnya.
Bagaimana mungkin Yesus kiranya kemudian mengajarkan agama yang disebut sebagai "Kristen", yang notabene bukan istilah bahasanya? Atau apakah dalam pengajaran oleh orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai muridnya, misalnya Paulus, tak terjadi distorsi penyampaian materi?
Kata "Kristen" sendiri, adalah istilah bahasa Yunani yang berasal dari kata "Christos" dan merupakan terjemahan dari kata Ibrani "Mesiah" atau “Messiah”, yang berarti "yang diurapi" atau "yang ditahbiskan", merujuk kepada Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salaam.
Kata “Nasrani” itu sendiri menunjuk pada nama tempat, Nazareth, asal Isa bin Maryam ‘alaihis salaam.
Yahudi (Judaisme) bahkan baru abad XIX Masehi muncul sebagai istilah untuk menyebut satu agama. Dalam buku yang berjudul, “Judaism”, penulisnya yang bernama Pilkington, menceritakan bahwa pada tahun 1937 Masehi, para rabbi di Amerika bersepakat untuk mendefinisikan Yahudi sebagai definisi, “Judaism is the historical religious experience of the Jewish people.”
Jadi, agama Yahudi, adalah agama sejarah. Penamaan, tata cara ritualnya, dibentuk oleh sejarah. Agama Kristen karenanya juga begitu, karena Yesus memang tidak meninggalkan tata cara ritual atau teologi seperti yang dikenal sekarang (misalnya bernyanyi-nyanyi, menari-nari, berarak-arakan, memakan roti dan meminum anggur, dan sebagainya.
Beliau justru mengajarkan tata cara beribadah yang sangat dekat dengan tata cara muslim beribadah saat ini (bersujud menyembah Allah yang didahului pembersihan dengan air).
3. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Bani Israil) untuk bersembahyang (melakukan ibadah kebaktian) di "Gereja" termasuk dengan bernyanyi-nyanyi, bahkan sebenarnya mengajarkan bersembahyang dengan bersujud dan membersihkan diri terlebih dulu sebelum beribadah (Injil Matius 6:17, Matius 26:39, Keluaran 40:31-32, Bilangan 20:6, Kejadian 17:2-3), yang sungguh berlainan dengan perintah Paulus untuk bernyanyi-nyanyi sebagai bentuk peribadatan (Efesus 5:19, Kolose 3:16).
... BERSAMBUNG ...
2. Yesus tidak pernah mengajarkan atau memberi nama "Kristen" pada misi dan tugas dakwah agama yang diembannya.
Beliau tidak membuat agama baru, dan dalam misi dakwahnya, meneruskan serta menggenapkan hukum Taurat, termasuk bahkan dengan tak menghapuskan hukum rajam dari Taurat (Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7).
Sedangkan Paulus, sebaliknya, justru sangat gigih membatalkan hukum Taurat (Galatia 2:16) dan membentuk aturan-aturan agama baru yang dinamai Kristen (Kisah Para Rosul 11:26).
Dan istilah "Kristen" sendiri baru muncul puluhan tahun kemudian setelah dugaan penyaliban Yesus (Kisah Para Rosul 11:26). Yang menamakan agama ini sebagai `Kristen' sendiri bukanlah Yesus Kristus, ataupun bahkan Tuhan, tetapi Barnabas dan Paulus (Saulus atau Paul) di Antiokhia, seperti di ayat-ayat Alkitab dibawah ini:
“Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Alloh, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”
(Injil Kisah Para Rosul 11:23-26).
Ayat diatas juga tegas membuktikan bahwa yang menamakan agama itu "Kristen' bukanlah Yesus tetapi Barnabas dan Paulus. Dapat pula dipahami bahwa ‘seumur hidupnya’ Yesus tidak pernah mengetahui jika agama yang dibawanya dinamai “Kristen”, sebab nama "Kristen” itu baru muncul jauh puluhan tahun setelah Yesus ‘mati’, dinamai oleh orang lain, Paulus dan Barnabas, yang juga memasukkan ajarannya sendiri (khususnya Paulus).
Didalam kitab suci agama Islam yaitu Al Quran, tidak dijumpai satu pun kata "Kristen", dan yang ada adalah kata kaum "Nasharaa", kemungkinan karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Dan pengikut ajaran Yesus disebut "Nashrani” bukan Kristen.
Bahkan didalam Alkitab Injil itu sendiri, kata "Kristen' hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Injil Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16)
Menurut data dalam beberapa buku yang ditulis oleh kalangan Kristen sendiri, diantara-nya dalam buku "Religions on File", Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Semen¬tara Paulus dan Barnabas memberi nama "Kristen" terhadap agama yang mereka bentuk, sesuai ayat ini, sekitar tahun 42 M.
Ini berarti sekitar 13 tahun (42 tahun dikurangi 29 tahun adalah sama dengan 13 tahun) setelah Yesus mati, barulah muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus yang dinamai mereka sebagai Kristen tersebut.
Menarik kiranya untuk merenungkan, Yesus dari Nazareth sendiri adalah seorang Yahudi-Israel yang berbahasa Ibrani, dan tak pernah keluar dari wilayahnya, tak pernah mendakwahkan ajarannya keluar dari wilayahnya.
Bagaimana mungkin Yesus kiranya kemudian mengajarkan agama yang disebut sebagai "Kristen", yang notabene bukan istilah bahasanya? Atau apakah dalam pengajaran oleh orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai muridnya, misalnya Paulus, tak terjadi distorsi penyampaian materi?
Kata "Kristen" sendiri, adalah istilah bahasa Yunani yang berasal dari kata "Christos" dan merupakan terjemahan dari kata Ibrani "Mesiah" atau “Messiah”, yang berarti "yang diurapi" atau "yang ditahbiskan", merujuk kepada Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salaam.
Kata “Nasrani” itu sendiri menunjuk pada nama tempat, Nazareth, asal Isa bin Maryam ‘alaihis salaam.
Yahudi (Judaisme) bahkan baru abad XIX Masehi muncul sebagai istilah untuk menyebut satu agama. Dalam buku yang berjudul, “Judaism”, penulisnya yang bernama Pilkington, menceritakan bahwa pada tahun 1937 Masehi, para rabbi di Amerika bersepakat untuk mendefinisikan Yahudi sebagai definisi, “Judaism is the historical religious experience of the Jewish people.”
Jadi, agama Yahudi, adalah agama sejarah. Penamaan, tata cara ritualnya, dibentuk oleh sejarah. Agama Kristen karenanya juga begitu, karena Yesus memang tidak meninggalkan tata cara ritual atau teologi seperti yang dikenal sekarang (misalnya bernyanyi-nyanyi, menari-nari, berarak-arakan, memakan roti dan meminum anggur, dan sebagainya.
Beliau justru mengajarkan tata cara beribadah yang sangat dekat dengan tata cara muslim beribadah saat ini (bersujud menyembah Allah yang didahului pembersihan dengan air).
3. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Bani Israil) untuk bersembahyang (melakukan ibadah kebaktian) di "Gereja" termasuk dengan bernyanyi-nyanyi, bahkan sebenarnya mengajarkan bersembahyang dengan bersujud dan membersihkan diri terlebih dulu sebelum beribadah (Injil Matius 6:17, Matius 26:39, Keluaran 40:31-32, Bilangan 20:6, Kejadian 17:2-3), yang sungguh berlainan dengan perintah Paulus untuk bernyanyi-nyanyi sebagai bentuk peribadatan (Efesus 5:19, Kolose 3:16).
... BERSAMBUNG ...
No comments:
Post a Comment
tinggalkan komentar dan nama anda