MENURUT ANDA, BLOG INI ?

Friday 22 April 2011

AQIDAH DAN SEJARAH KRISTEN (DISTORSI DAN TRANFORMASI TAURAT)

QS Al Baqarah 120 (2:120): Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.


Yahudi yang kita ketahui berkitab suci Taurat (yang diturunkan kepada Nabi Musa as ) sekarang cenderung tidak memakainya bahkan sengaja dihilangkan.Taurat yang sekarang telah diubah-ubah oleh Samhandren (Pendeta Yahudi Tertinggi) dan sekutunya sehingga ayat-ayatnya banyak yang baru.

Kitab yang sekarang jadi pegangan adalah Talmud; bukan berasal dari “ langit “ tetapi sebuah kitab yang ditengarai berasal dari para penyihir di zaman Mesir Kuno yang menganut ajaran Kaballah (menyembah syetan Lucifer).

Dan sebagai perbandingan, ini adalah kutipan dari Talmud, tentang berbagai ayat indoktrinasi superioritas bangsa dan penganut Yahudi dibandingkan bangsa dan penganut agama lain.:

- "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta menipu Ghoyim (bangsa non-Yahudi)." (Baba Kamma 113a)

- "Semua anak keturunan Ghoyim (non-Yahudi) sama dengan binatang." (Yebamoth 98a)

- "Seorang Ghoyim (non-Yahudi) yang berbaik kepada Yahudi pun harus dibunuh." (Soferim 15, Kaidah 10)

- "Barangsiapa yang memukul dan menyakiti orang Israel, maka ia berarti telah menghinakan Tuhan." (Chullin, 19b)

- "Orang Yahudi adalah orang-orang yang shalih dan baik dimanapun mereka berada. Sekalipun mereka juga melakukan dosa, namun dosa itu tidak mengotori ketinggian kedudukan mereka." (Sanhedrin, 58b)

- "Hanya orang Yahudi satu-satunya manusia yang harus dihormati oleh siapapun dan oleh apapun di muka Bumi ini. Segalanya harus tunduk dan menjadi pelayan setia, terutama binatang-binatang yang berwujud manusia, yakni Ghoyim (non-Yahudi)." (Chagigah, 15b)

- "Haram hukumnya berbuat baik kepada Ghoyim (non-Yahudi)" (Zhohar 25b)

- Seorang robbi (pendeta Yahudi) telah mendebat Tuhan dan mengalahkannya. Tuhanpun mengakui bahwa robbi itu memenangkan debat tersebut ( Baba Mezian 59b)

- Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon Ben Yohai, “ Bahkan orang kafir (Gentiles) yang paling baik pun seluruhnya harus dibunuh” (Perjanjian Kecil, Soferin 15)

- Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non yahudi (Gentiles atau Ghoyim) bukanlah manusia melainkan binatang, (Kerithuth 6b).

- Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi (Midraseh Talpioth 225).

- Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin ( Zohar II,4b).

- Tuhan tidak pernah marah kepada orang Yahudi melainkan hanya marah kepada orang-orang non-yahudi (Talmud IV/8/4a).

- Orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipu orang-orang non-yahudi (Zohar,168a).

- “ Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari ahli kitab Talmud dari pada ayat-ayat Taurat (Talmud Erubin 2a).

Dalam peperangan, tentara Israel wajib mendaras Talmud dalam kesempatan khusus, terlebih di hari Sabbath (Sabtu). BETAPA kuatnya INDOKTRINASI ini?!

Para Yahudi Zionis Israel yang mempropagandakan Sekularisme berpedoman pada hasil rapat “Tetua atau Pinisepuh Zion“ di Basel (Swiss) tahun 1897 yang bernama “ The Protocols Of The The Meetings Of The Elders Of Zion “, yang ingin mendirikan Negara Israel (Israel Raya) dan menguasai Dunia baru.

Maka itu dapat dilakukan melalui aneka tipu daya Fremason/Masonry, Demokratisasi, Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme,HAM, Privatization, Free-Trade/Pasar Bebas, Globalization,, dan lain-lain kemerosotan standar peradaban termasuk pernikahan beda agama, budaya Pop-Liberal yang melenakan, yang adalah bagian dari Liberalisme dan Pluralisme.

Maka muslim tak harus berpindah-murtad dari agamanya, namun cukup diusahakan para musuh Islam agar ia asing dari agamanya, tak kuat akidahnya, tak bagus keimanannya, tak tahu arah hidupnya, merosot dalam aneka budaya Hedonisme (kesenangan) duniawi, dan sebagainya, sehingga para musuh muslim dapat leluasa menjalankan rencananya.

Agar muslim BERSIMPATI dan menurut kepadanya.

INGATLAH, nusantara Republik Indonesia INI adalah wilayah yang sebenarnya berpotensi kaya-raya dengan aneka pemeberian Allah (termasuk sumber daya energi terbaik dunia yang dapat disia-siakan misalnya dengan cara Korupsi-manipulasi-kolusi tak sehat serta diberikan kepada kaum Kafir), dan strategis letak dan maknanya dalam tataran dunia, juga adalah pasar yang sangat besar untuk aneka pemasaran (termasuk pemasaran ide-akidah), dan lain-lain hal terkait; sehingga perlulah agar ini dapat dimanfaatkan mereka dan sekutunya!

Agar dapat dikendalikannya!

INGATLAH!

Sekarang kita sedang berperang, sebenarnya, dalam sebuah Perang Halus, termasuk melalui Pemurtadan (misalnya Kristenisasi) oleh para penganut agama-agama yang tak lagi laku di belahan dunia Barat namun dikemas dengan kemasan menyenangkan dan menipu rakyat muslim (termasuk di Indonesia) yang sayangnya, masih banyak yang bodoh dan dapat tertipu.

Sudah dibongkar oleh para ahli (termasuk yang non-muslim), bahwa misi Misionaris-Kristenisasi, dapat bergandengan tangan dengan sekutuinya, termasuk para Yahudi atau simpatisannya, dan para pelaku Neo-Kolonialisme atau penjajahan dengan bentuk-cara yang baru-terselubung untuk kepentingan Pragmatis (yang terkini datermanfaat menurut ukuran manusia akan diikuti-dijalankan), semisal tujuan 3 G sejak Abad Pertengahan bangsa Barat, yakni untuk "Gospel (Gereja), Glory (Kemenangan), Gold (harta)"!

Maka BLOG ini adalah salah satu cara untuk mempersenjatai diri dengan pengetahuan yang selaras dengan keimanan.

Dan saudara-saudara kita di aneka belahan dunia lain, terutama di Timur-Tengah (terutama Palestina) juga Asia Besar (Afghanistan, Chechnya, dan sebagainya) sedang berperang langsung dengan mereka, membela kita.

Aneka dokumen mengenai ini, bahkan dari yang bukan muslim, insya Allah akan kita telaah satu per satu di kesempatan mendatang, setelah pembahasan mengenai akidah Kristen sendiri, terutama di Bagian "Perang Halus".
adi, pada akhirnya Kitab Taurat Musa yang asli TELAH kabur dimakan sejarah SEJAK abad VI SM, dan kitab yang ada saat ini adalah kumpulan terjemahan dari para penulis sejarah bangsa bani Israil.

Tentang berbagai fakta sejarah termasuk penulisan sejarah bangsa Bani Israil dan segala distorsinya ini, tak terelakkan juga berkembang menjadi apa yang kemudian disebut sebagai agama Kristen (Katolik-Protestan) dengan khazanah dunianya dan dengan segala tokoh-tokoh Bani Israilnya (misalnya, Nabiyullahh, Nabi Tuhan bernama Isa AS atau Yesus, semua murid langsungnya, dan Paulus/Saulus yang bukan muridnya).

Dan yang menamakan agama ini sebagai `Kristen' ternyata bukanlah pula Isa AS (atau biasa disebut pula sebagai Yesus Kristus, namun menarik pula untuk menelaah apakah sebenarnya Isa AS dan Yesus Kritus adalah orang yang sama kiranya?) atau bahkan Tuhan sendiri; melainkan adalah Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia, justru sepeninggal Yesus (Injil Kis 11:23-26).

Paulus sendiri, bukanlah sama sekali murid Yesus, tak pernah sama sekali berjumpa Yesus, namun 'berani' mengangkat dirinya sebagai rasul (Roma 1:1) dan mengubah agama yang diajarkan Yesus (yang sangat dekat dengan nilai ajaran Islam) menjadi versinya (menamainya sebagai "Kristen", lihat Kis 11:23-26), keluar dari atau menafikan Hukum Taurat ( lihat 1 Korintus 9:19-21), bahkan mempertuhankan Yesus serta menambah oknum Tuhan menjadi lebih dari satu (lihat 1 Korintus 8:6, Kolose 1:5, Timotius 2:5, dan Roma 10:9). Ini ia banyak serap juga dari Filsafat Sofisme Yunani yang khas Politeisme (paham akan banyak tuhan atau dewa) itu, dan di kemudian menjadi insprasi bangsa Eropa (Kristen) dalam Renaissance mereka pula dengan segala konsekuensinya setelah kalah dalam berbagai Perang Salib terhadap kaum muslim. Parahnya, paham Paulus, seorang Yahudi campuran ini, dipercaya dan diikuti banyak manusia hingga saat ini, yang sungguh mengira bahwa itulah yang sebenarnya diajarkan Yesus.

Dan sungguh, Yesus yang adalah seorang Rabbi (Guru Agama) Bani Israil/Yahudi dari keluarga sangat terpandang keturunan para Nabi (keluarga Imraan/Aali Imraan) dan samasekali tidak membawa ajaran baru, serta hanya berusaha mengembalikan agama Bani Israil/Yahudi yang sudah melenceng (ditegaskannya di Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7); TIDAK pernah diakui Bani Israil/Yahudi sebagai Nabi-Messiah mereka, atau bahkan Tuhannya sampai sekarang.

Bahkan ternyata di tangan MEREKA lah (bangsa Bani Israil-Yahudi dipimpin Rabbinya atau guru agamanya yang tak sepaham dengan Yesus), Yesus diserahkan ke Romawi untuk ‘disalibkan’, untuk dibunuh.

Dan antara lain, karena inilah, Hitler berusaha melenyapkan Yahudi dari muka Bumi, selain berbagai alasan lain yang mengganggu Jerman, menurutnya.

Hitler menganggap mereka adalah bangsa yang mengkhianati, membunuh, menyalibkan Yesus, dan pada kenyataannya di Jerman pada masa itu, menurutnya mereka sudah banyak ‘mencuri’ dari bangsa Jerman.

Apapun juga (kiranya karena dimurkai Tuhan Yang Maha Esa karena membunuhi banyak UtusanNya dan mengingkari perintahNya), setelah dijajah berbagai bangsa, dicampuri ras dan peradabannya, dan juga terusir itu; bangsa Bani Israil yang terasimilasi agama, budaya, dan rasnya; semakin mengembara ke berbagai penjuru dunia, terpaksa bercampur-baur dengan berbagai bangsa (terutama dengan bangsa Eropa). Masa itu juga dikenal sebagai masa Great Diaspora (penyebaran hebat) Yahudi.

Dan kemudian selama sekitar atau seusai Perang Dunia II Abad XX Masehi saat dibantai Hitler dalam Holocaust, bangsa Yahudi hijrah dan berkembang beranak-pinak subur dan semakin berkuasa di Amerika Serikat, hingga kini.

Maka, penyesatan Yahudi dan perusakannya kepada tatanan keseimbangan dunia, sudah jauh mereka lakukan sejak sebelum Nabi Isa AS atau Yesus turun.

Sadar atau tidak, ini mereka lakukan, turun-temurun dan secara berorganisasi, hingga kini.

Dan herannya, mereka masih ingin menegakkan supremasi peradaban Yahudi - Israil mereka yang sebenarnya sudah tercampur-baur itu, setidaknya berdasarkan romantisme dan kebanggan semu masa lalu mereka.

Atau malahan, justru karena mereka sudah tercampur-baur dengan berbagai ras dunia?
an kini, setelah sekian lama negara Israel berdiri, mereka berusaha ’menjajah-menguasai’ dunia melalui berbagai cara. Ini wajar bagi mereka, mereka mengganggap - sesuai isi kitab sucinya - bahwa bangsa lain adalah ghoyim (setengah binatang) yang harus melayani Yahudi, sebagaimana telah dibahas panjang-lebar sebelumnya.

Sejak pertengahan Abad XX Masehi, dengan Corporatocracy (yang dibongkar agennya yang ‘bertobat’, John Perkins, dalam buku fenomenalnya “The Confessions Of An Economic Hit Man”, http://www.johnperkins.org/ ) atau Neo-Kolonialisme sistem kerajaan global hasil jaringan Corporation(s) perusahaan multinasional-transnasional-global, lembaga keuangan dunia, dengan Autocracy(ies) pemerintahan berbagai negara untuk kepentingan mereka sendiri melalui kaki-tangannya (baik disadari mereka atau tidak) di berbagai ‘negara jajahan’ (termasuk Indonesia)

Ini dimulai segolongan AS terutama melalui bisnis energi; lengkaplah sudah eksploitasi ketamakan a la Kapitalisme, dan setidaknya langkah AS di bawah George W. Bush-Dick Cheney (dengan perusahaan mereka macam Carlyle Group di bidang senjata, Halliburton di bidang mega-infrastruktur, Arbusto di bidang minyak, dsb.) dan sekutunya (perusahaan lain termasuk negara-negara sekutu) sangat mencerminkan ini.

John Perkins menjadi salah satu dari banyak ”Economic Hit Man (EHM)”, suatu istilah ’kode’ di antara mereka sendiri yang merujuk kepada orang yang ditugaskan untuk dua pekerjaan utama:

1. Membenarkan pinjaman internasional yang besar kepada negara-negara berkembang yang kemudian akan disalurkan kembali kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya seperti ”Bechtel”, ”Halliburton”, ”Stone & Webster Engineering Corporation (SWEC)”, ”Brown & Root” atau ”Kellog Brown & Root”, ”Chevron”, ”Mobil Oil”, dan sebagainya; melalui proyek-proyek rekayasa teknis (engineering), energi, konstruksi raksasa, dan sebagainya.

2. Membangkrutkan negara-negara yang menerima pinjaman itu (setelah negara-negara itu membayar perusahaan kontraktor Amerika Serikat lainnya, tentu saja) sehingga negara-negara itu selamanya akan berhutang kepada kreditor mereka itu dan dengan demikian mereka akan menjadi sasaran empuk dan sekutu yang penurut ketika Amerika Serikat (dan sekutu-sekutunya, mungkin) memerlukan dukungan mereka seperti untuk pangkalan militer, hak suara PBB, atau akses kepada minyak dan sumber daya alam lain.

Caranya, adalah melalui prediksi efek investasi miliaran dolar kreditor di suatu negara yang telah direkayasa agar meyakinkan, terutama melalui telaah dan modifikasi Produk Nasional Bruto (PNB) negara itu; dan karenanya proyek yang diprediksikan menghasilkan PNB tertinggi akan menang.

Jika ternyata hanya satu proyek yang dipertimbangkan, maka para EHM perlu mendemonstrasikan dengan meyakinkan, melakukan presentasi yang memukau, bahwa mengembangkannya akan membawa manfaat yang besar bagi PNB negara tersebut.

Aspek yang tak perlu diungkapkan di balik ini adalah, kiranya bahwa proyek-proyek ini dimaksudkan untuk membuat laba yang besar bagi para kontraktor, dan untuk membahagiakan segelintir keluarga kaya dan berpengaruh di negara penerima bantuan; seraya memastikan ketergantungan finansial jangka panjang dan loyalitas politik pemerintah di seluruh dunia terhadap orang-orang dan negara(-negara) pemberi donor.

Maka tentu saja berdasarkan ini semua, semakin besar pinjamannya, hutang yang lebih besar daripada seharusnya, semakin baik untuk mereka para anggota ”Corporatocracy”. Fakta bahwa hutang yang dibebankan kepada suatu negara kemudian akan menghilangkan alokasi dana kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi rakyat miskin negara itu, tidaklah penting bagi mereka, kiranya.

Menurutnya, Indonesia adalah salah satu korban mereka, dan ia pernah bertugas di Nusantara Republik Indonesia di awal dekade 1970-an Masehi (amasa awal Orde Baru yang meninggalkan hutang luar-biasa hingga kini sebelum ditambahi hutang di masa Reformasi kini). Dan Nusantara Republik Indonesia memang berhutang sangat luar-biasa, dan bahkan secara Riba dengan bunganya (dan bunga berbunga) kepada berbagai lembaga keuangan dan negara dunia (sama saja), saat ini.

Maka, negara-negara yang telah berhasil ia taklukkan atau paling tidak ia ketahui fakta-faktanya tentang operasi super rahasia ini adalah antara lain Ekuador, Indonesia, Arab Saudi, Iran, Panama, Iraq, Kolombia, Venezuela (para EHM dan ’serigala’, menemui kegagalan di Iraq, Panama, dan Venezuela namun toh tidak demikian para tentara Paman Samnya yang sukses dengan Invasi oleh Amerika Serikat ke Panama dan Perang Teluknya ke Iraq, juga Afghanistan dan sekitarnya yang kaya sumber daya energi terutama minyak dan gas).

Dan John Perkins mengungkapkan kekhawatirannya bahwa banyak orang biasa di berbagai negara (termasuk di Indonesia, tentunya) yang mungkin secara tak sadar juga menjadi bagian dari sistem Corporatocracy di berbagai sendi sistem pemerintahan, perusahaan, berbagai organisasi, dan dengan sendirinya menjadi alat untuk menekan lawan-lawan kepentingan Corporatocary.

Antara lain dengan cara memanfaatkan kelemahan-kelemahan orang-orang biasa itu seperti melalui lobbying, hadiah, gaji, bonus, pelatihan, pemotivasian, penggalangan opini dan simpati; dan sebagainya, terutama dalam Demokrasi dan Kapitalisme serta Pasar Bebas.

Ia juga khawatir akan wewenang AS yang bebas mencetaki uang Dollar baru dan menyarankan semua negara yang mengutangi AS menagihnya dengan mata uang lain untuk mengurangi dominasi AS (misalnya menggunakan Euro, seperti yang pernah dilakukan Saddam Husein dalam perdagangan minyak Iraq dengan AS, dan membuat murka AS, dan menyerang Iraq).

Dan (tanpa sama-sekali bermaksud rasialis), kenyataannya dicampur-tangani banyak kalangan Yahudi-Bani Israil (baik asli maupun pembauran) dan sekutunya, sepanjang sejarah; untuk keuntungannya. Ada manusia ‘pengatur’ di balik para manusia ‘pengatur resmi’ dunia.

Penguasaan energi dan sumber daya alam dengan segala cara a la Corporatocracy ini lahir, terutama setelah USA (dan bangsa Yahudi di dalamnya) belajar banyak dari kekalahan mereka saat kalah babak-belur diembargo muslim dan Arab di dekade 1970-an.

Dan kini kita menemukan bangsa Arab dan mayoritas muslim, tak dapat banyak berbuat karena sudah menjadi sapi perahan Corporatocracy, berhutang kepada mereka, menyia-nyiakan karunia sumber daya alam dari Allah SWT dengan segala potensinya, mubadzir, karena semakin tidak bertakwa, bersyukur terhadapNya.

Maka bila ketaktakwaan itu menipis atau hilang, Allah SWT tak segan menurunkan azabNya.

QS Al Israa’ ayat 7

7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Dalam potongan ayat QS Al Israa’ 7 (17:07) ini, “ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”, maka bahkan Allah SWT pun akan membiarkan mereka (para musuh kebaikan) itu bebas masuk ke dalam masjid (satu tempat yang melambangkan kehormatan dan kesucian muslim), dan membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai ,

Hal ini mungkin saja, jika muslim yang diberi amanah memanfaatkan, menjaga ciptaan Allah SWT tidak (atau tidak lagi) melakukan hal-hal Islami (tidak menjaga amahaNya, antara lain), tidak memenuhi syarat untuk dimenangkan menjadi pemimpin di satu masa itu, di mana kejahatan muslim justru lebih menonjol daripada kebaikannya. Bahkan dalam ayat ini disebutkan sampai-sampai melakukan kejahatan ‘yang kedua’ atau dalm hal ini juga ditafsirkan, bahkan mengulanginya (“ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua …”).

Kemenangan, kehormatan, ketinggian derajat dan macam-macam hal terkait janji Tuhan melalui Islam dan segala agamaNya sebelumnya bagi muslim, diberikan, jika muslim melakukan yang diperintahkan Allah SWT, jika seseorang itu adalah orang-orang yang beriman, melakukan hal-hal islami.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar dan nama anda