AGAMA YANG DIBAWA YESUS
Kemudian, masih menurut berbagai ahli (termasuk ahli Kristen), apa yang saat ini menjadi Kristen sama sekali bukan ajaran Yesus, setidaknya berdasarkan beberapa argumen ini (selain banyak sekali argumen lain dari berbagai ahli), yang disebutkan Kristolog Indonesia bapak Insan L. Mokoginta dalam bukunya “Mustahil Kristen Bisa Menjawab” (dengan sedikit penambahan):
1. Yesus memperuntukkan agama yang dibawanya kepada umat Yahudi di masanya
QS Ash-Shaff ayat 6 (61:6):
"Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata, 'Hai Bani Israil sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu (bangsa Yahudi) …"
"Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Injil Matius 15: 5-6).
"Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru, 'Kasihanilah aku, ya Tuhan, anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.' Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya, 'Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.' Jawab Yesus, 'Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.' Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, 'Tuhan, tolonglah aku.' Tetapi Yesus menjawab, 'Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing'." (Injil Matius 15: 5-6)
Metafora kata “anjing” dalam Matius 15:5-6 ini, mengacu kepada bangsa di luar Yahudi dan yang dimaksud dengan kata “anak-anak” itu adalah bangsa Yahudi.
Hal tersebut juga menandakan bahwa Nabi Yahudi ini, Isa ‘alaihis salaam, Al Masih, Yesus Kristus sang Mesias, konsekuen melakukan apa yang diajarkannya. Dalam hidupnya dia tidak pernah mengajak orang yang bukan Yahudi untuk mematuhi ajarannya.
Dan dalam memilih pilihannya (12 orang muridnya) beliau meyakinkan bahwa mereka termasuk sukunya, sehingga ramalan lainnya terpenuhi:
"... apabila Anak Manusia bersemayam di tahta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel...." (Injil - Matius 19: 28).
Dan Isa ‘alaihis salaam, al Masih, sang Mesias Yahudi, tentu saja bukanlah seorang utusan (Rosul), Nabi yang lemah di antara orang-orang Yahudi. Seperti para pendahulunya yang bernama Amos dan Ezekkiel atau Isaiah dan Jeremiah, beliau keras-tegas dalam penghukumannya terhadap formalisme dan kemunafikan bangsa Yahudi saat itu, dengan dipimpin para Rabbi (pendeta Yahudi) mereka. Pendekatannya yang baru dan da'wahnya yang agresif telah membuat kecurigaan tertentu di antara struktur hirarki keagamaan Yahudi saat itu.
Para ahli tulis-menulis (orang-orang terpelajar) dan orang-orang munafik di antara mereka bahkan mendatanginya berkali-kali untuk menguji kesejatian sang Rabbi muda ini. Untuk menghilangkan kecurigaan mereka bahwa dia tidak membawa agama baru dan bahwa dia adalah pembenar semua ajaran terdahulu sebelumnya, Yesus tegas berkata:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada oranglain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga'." (Injil -Matius 5:17-19).
Dan serupa dengan ini, di Al Quran Surat Ash-Shaff ayat 6 (61:6), disebutkan:
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rosul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
"Ahmad" atau "Muhammad", orang yang mulia, adalah terjemahan dari kata Yunani “Periclytos”. Pada kitab Yohanes 14: 16; 15: 26, dan 16: 7, kata "Comforter" dalam versi Inggris sepadan untuk kata Yunani "Paracletos" yang berarti "penghibur" seorang yang terpanggil untuk menolong orang lain, teman atau sahabat yang baik, yang membawa kabar gembira, lebih daripada sekedar makna 'Comforter'.
Para Doktor ahli Agama berpendapat bahwa “Paracletos” adalah pembacaan yang menyimpang dari “Periclytos”, dan dalam firman asli Yesus ada ramalan tentang Nabi suci penerus Yesus yang bernama Ahmad. Bahkan jika kita baca “Paraclete”, di sana tersirat makna Nabi Suci, "yang penyayang untuk semua mahluk" (QS. Al-Anbiya 107) dan "paling baik dan penyayang kepada pengikutnya" (QS. At-Taubat 128) Lihat juga Al Quran Surat Ali Imran ayat 81.
Dan di Injil disebutkan:
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (Injil-Ulangan 18: 18)
Pembahasan mendalam mengenai ini dan hubungannya dengan Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam insya Allah akan ditemukan di bagian lain dari tulisan ini, di bagian “MUHAMMAD SHOLALLAHU ’ALAIHI WASALLAM PEMBAWA PESAN KITAB SUCI TERAKHIR DARI TUHAN”
MENGGUGAT KEYAKINAN BERFIKIR KITA DAN MELIHAT LEBIH DALAM TENTANG DOGMATIKA GEREJA YANG TELAH MENDARAH DAGING DALAM KEPALA MANUSIA
MENURUT ANDA, BLOG INI ?
Wednesday, 27 April 2011
SEJARAH KRISTEN ( LANJUTAN 3 )
Yesus sendiri diduga "disalibkan" pada pertengahan masa pemerintahan Pontius Pilatus atau sekitar tahun 30 M (asumsi ini didasarkan pada kurun waktu Pontius Pilatus menjadi pejabat Gubernur Propinsi Yudaea wilayah Yahudi atau Bani Israil dari tahun 26 hingga 36 M).
Gubernur Pontius Pilatus, konon menyerahkan Yesus kepada orang-orang Yahudi untuk disalibkan atas permintaan mayoritas orang Yahudi sendiri yang memang tak mau mengakui Yesus sebagai Nabi baru mereka. Yesus, adalah seorang Rabbi (Guru) muda Israil yang saat itu memiliki cukup banyak pengikut dan mengembalikan pelaksanaan agama ke Hukum Taurat.
Menurut mereka telah ada Yohanes Pembaptis sebagai Nabi yang dimaksud dan dijanjikan, selain berbagai alasan lain mereka dan bahwa ini membahayakan kekuasaan Rabbi dari lain golongan sebelumnya yang banyak ajarannya bertentangan dengan ajaran Yesus dari Nazareth yang memurnikannya dengan mengembalikan hukum masyarakat ke Hukum Taurat.
Maka, Yesus pun dibunuh, disalibkan, oleh permintaan kaum Yahudi. Dan di kemudian hari, berabad-abad kemudian di Abad XX Masehi, di antara berbagai sebab lain, Adolf Hitler penguasa Jerman berusaha melenyapkan Yahudi di muka Bumi, karenanya.
Jadi, antara Injil yang diajarkan oleh Yesus, dengan kitab sinopsis Injil pertama (Injil Markus), berjarak sekitar 40 tahun.
Patut diingat, ini pun terjadi di masa pencatatan berkas di jaman itu masih memakai teknologi dan metodologi verifikasi kuno yang sangat sederhana dan berisiko ketidakcermatan besar, jika dibandingkan teknologi dan manajemen informasi-komputer kini, setidaknya (dan bahkan saat ini di saat data dan informasi bukan lagi masalah besar, masih dapat terjadi masalah berbagai kekeliruan dan salah tafsir pula, apalagi di saat itu).
Dan di masa itu pula, Yahudi sedang dalam keadaan dijajah yang berpengaruh pada ketidakmudahan pendokumentasian Injil. Bahkan masa kacau (chaos) ini berpuncak pada peperangan dengan Romawi pada tahun 70 Masehi, yang menghasilkan pembumihangusan Kuil Solomon (Kuil Sulaiman ‘alaihis salaam) oleh Romawi pula, dan pihak pemberontak tersebut (yang sebagian besar adalah para keluarga dan murid Nabi Isa ‘alaihis salaam).
Sebagai catatan, sisa Kuil Solomon ini, adalah seonggok tembok yang disebut sebagai “Tembok Ratapan” di Daarussalaam (Yerusalem) dan diratapi kaum Yahudi sebagai salah satu bentuk peribadatan mereka. Ini masih dapat disaksikan hingga kini. Di atas Kuil Solomon itu sendiri telah berdiri tegak, Masjidil ‘Aqsa, yang karenanya hendak dihancurkan Yahudi, didorong oleh romantisme mereka akan sangkaan keterpilihan mereka sebagai ‘Bangsa Terpilih’ (the chosen people) yang karenanya patut melestarikan paham dan budaya mereka, menurut mereka.
Puluhan bahkan mungkin beratus versi Injil itu sendiri dipercaya sebagai peninggalan ajaran dari Yesus Kristus oleh pengikutnya, bahkan oleh mayoritasnya hingga kini; walaupun berabad-abad kemudian dibuktikan oleh sebagian umat Kristen sendiri, terutama oleh para ahlinya, adalah bukan demikian, dan bahwa banyak sekali terdapat pertentangan (kontradiksi) isi antarnya termasuk ketidaksesuaiannya dengan prinsip ilmu-pengetahuan atau sains.
Hanya saja, waktu itu pengaruh kekuasaan Romawi begitu kuat, sehingga hanya 4 injil saja yang diakui oleh Gereja Kristen Awal sebagai kanon Perjanjian Baru.
Keempat injil Kristen ini sendiri banyak mengutip ayat2nya dari Septuaginta Perjanjian Lama yang telah diterjemahkan ke bahasa Yunani, disamping gagasan2 pengarangnya sendiri.
Sebagai catatan, di akhir Abad XX M, terbitlah buku berjudul “The Five Gospels: What Did Jesus Really Say? The Search for the AUTHENTIC Words of Jesus”, yang ditulis Robert W. Funk, yang adalah hasil seminar oleh 76 ahli dari berbagai universitas terkenal dari seluruh dunia.
Maksud dari seminar tersebut itu sendiri adalah "To Search for The Autentic Words of Jesus" and "What did Jesus Really Say?".
Hasilnya kesimpulannya kemudian adalah bahwa, “Delapan puluh dua (82%) kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan oleh Yesus”.
Ini, terutama, dicampuri oleh pemikiran dan perkataan Paulus (Saulus atau Paul), terutama dalam Surat-surat Paulus.
Gubernur Pontius Pilatus, konon menyerahkan Yesus kepada orang-orang Yahudi untuk disalibkan atas permintaan mayoritas orang Yahudi sendiri yang memang tak mau mengakui Yesus sebagai Nabi baru mereka. Yesus, adalah seorang Rabbi (Guru) muda Israil yang saat itu memiliki cukup banyak pengikut dan mengembalikan pelaksanaan agama ke Hukum Taurat.
Menurut mereka telah ada Yohanes Pembaptis sebagai Nabi yang dimaksud dan dijanjikan, selain berbagai alasan lain mereka dan bahwa ini membahayakan kekuasaan Rabbi dari lain golongan sebelumnya yang banyak ajarannya bertentangan dengan ajaran Yesus dari Nazareth yang memurnikannya dengan mengembalikan hukum masyarakat ke Hukum Taurat.
Maka, Yesus pun dibunuh, disalibkan, oleh permintaan kaum Yahudi. Dan di kemudian hari, berabad-abad kemudian di Abad XX Masehi, di antara berbagai sebab lain, Adolf Hitler penguasa Jerman berusaha melenyapkan Yahudi di muka Bumi, karenanya.
Jadi, antara Injil yang diajarkan oleh Yesus, dengan kitab sinopsis Injil pertama (Injil Markus), berjarak sekitar 40 tahun.
Patut diingat, ini pun terjadi di masa pencatatan berkas di jaman itu masih memakai teknologi dan metodologi verifikasi kuno yang sangat sederhana dan berisiko ketidakcermatan besar, jika dibandingkan teknologi dan manajemen informasi-komputer kini, setidaknya (dan bahkan saat ini di saat data dan informasi bukan lagi masalah besar, masih dapat terjadi masalah berbagai kekeliruan dan salah tafsir pula, apalagi di saat itu).
Dan di masa itu pula, Yahudi sedang dalam keadaan dijajah yang berpengaruh pada ketidakmudahan pendokumentasian Injil. Bahkan masa kacau (chaos) ini berpuncak pada peperangan dengan Romawi pada tahun 70 Masehi, yang menghasilkan pembumihangusan Kuil Solomon (Kuil Sulaiman ‘alaihis salaam) oleh Romawi pula, dan pihak pemberontak tersebut (yang sebagian besar adalah para keluarga dan murid Nabi Isa ‘alaihis salaam).
Sebagai catatan, sisa Kuil Solomon ini, adalah seonggok tembok yang disebut sebagai “Tembok Ratapan” di Daarussalaam (Yerusalem) dan diratapi kaum Yahudi sebagai salah satu bentuk peribadatan mereka. Ini masih dapat disaksikan hingga kini. Di atas Kuil Solomon itu sendiri telah berdiri tegak, Masjidil ‘Aqsa, yang karenanya hendak dihancurkan Yahudi, didorong oleh romantisme mereka akan sangkaan keterpilihan mereka sebagai ‘Bangsa Terpilih’ (the chosen people) yang karenanya patut melestarikan paham dan budaya mereka, menurut mereka.
Puluhan bahkan mungkin beratus versi Injil itu sendiri dipercaya sebagai peninggalan ajaran dari Yesus Kristus oleh pengikutnya, bahkan oleh mayoritasnya hingga kini; walaupun berabad-abad kemudian dibuktikan oleh sebagian umat Kristen sendiri, terutama oleh para ahlinya, adalah bukan demikian, dan bahwa banyak sekali terdapat pertentangan (kontradiksi) isi antarnya termasuk ketidaksesuaiannya dengan prinsip ilmu-pengetahuan atau sains.
Hanya saja, waktu itu pengaruh kekuasaan Romawi begitu kuat, sehingga hanya 4 injil saja yang diakui oleh Gereja Kristen Awal sebagai kanon Perjanjian Baru.
Keempat injil Kristen ini sendiri banyak mengutip ayat2nya dari Septuaginta Perjanjian Lama yang telah diterjemahkan ke bahasa Yunani, disamping gagasan2 pengarangnya sendiri.
Sebagai catatan, di akhir Abad XX M, terbitlah buku berjudul “The Five Gospels: What Did Jesus Really Say? The Search for the AUTHENTIC Words of Jesus”, yang ditulis Robert W. Funk, yang adalah hasil seminar oleh 76 ahli dari berbagai universitas terkenal dari seluruh dunia.
Maksud dari seminar tersebut itu sendiri adalah "To Search for The Autentic Words of Jesus" and "What did Jesus Really Say?".
Hasilnya kesimpulannya kemudian adalah bahwa, “Delapan puluh dua (82%) kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan oleh Yesus”.
Ini, terutama, dicampuri oleh pemikiran dan perkataan Paulus (Saulus atau Paul), terutama dalam Surat-surat Paulus.
SEJARAH KRISTEN ( LANJUTAN 2 ) INJIL
TENTANG KEBERADAAN INJIL DAN KRISTEN
Mengenai Injil sendiri, masih terdapat banyak versi, yang dalam banyak hal tidak sinkron antara satu sama lain, bahkan ternyata tetap demikian sampai sekarang, walaupun telah melalui seleksi Kanonisasi (pemerasan puluhan versi Injil menjadi hanya empat atau Kanon) yang direstui Romawi.
Keempat Injil itu adalah:
Injil Matius (Matthew)
Ditulis oleh seorang yang tdk dikenal, ditahbiskan kepada Matius, seorang petugas Pajak-Bea Cukai yang diduga adalah murid Yesus, dipopulerkan oleh Papias sekitar tahun 130 M. Ditulis sekitar tahun 80–90 M (65-85 M) menurut Duncan GB (1971), Davies JN (1929a), Moffat J (1929), Sundberg AC (1971), Pherigo LP (1971), Asimov I (1969), Mack BL (1996), Nineham DE (1973), Leon Dufour X (1983).
Injil Markus (Mark)
Ditulis oleh Markus (penerjemah Petrus dan kemenakan Barnabas yang dipenjara bersama Yesus), dipopulerkan oleh Papias dan Hierapolis pada tahun 130-an M. Ditulis sekitar tahun 70 M (80-90 M) menurut Duncan GB (1971), Sundberg AC (1971), Kee HC (1971), Leon Dufour X (1983), Mack BL (1996), Fenton JC (1973).
Injil Lukas (Luke)
Ditulis oleh Lukas (tabib teman perjalanan Paulus), dipopulerkan oleh Theophilus (seorang Yunani). Ditulis sekitar tahun 150 M (80-110 M) menurut Mack BL (1996), Asimov I (1969), Duncan GB (1971), Baird W (1971), Sunberg AC (1971).
Injil Yohanes (John)
Ditulis oleh seorang kompilator yg dekat dgn Yohanes, dipopulerkan oleh Ireneus tahun 130-140 M. Ditulis sekitar tahun 100 M (85-115 M) menurut Mack BL (1996), Duncan GB (1971), Shepherd MH (1971), Leon Dufour X (1983).
Dan daftar Injil sebelum Kanonisasi (pemampatan Injil menjadi ‘hanya’ empat buah ini, menurut Platt RH, Brett JA (eds), Cameron R (1982), Pagels E (1979), Robinson JM (1990), Hennecke E, Schneemelcher W, Wilson RM (1963) adalah:
1. Injil Markus
2. Injil Matius
3. Injil Lukas
4. Injil Yohanes
5. Dialog Sang Juru Selamat
6. Injil Andreas
7. Injil Apelles
8. Injil Bardesanes
9. Injil Barnabas
10. Injil Bartelomeus
11. Injil Basilides
12. Injil Kelahiran Maria
13. Injil Cerinthus
14. Injil Hawa
15. Injil Ebionit
16. Injil Orang-orang Mesir
17. Injil Encratites
18. Injil Empat Wilayah Surgawi
19. Injil Orang-orang Ibrani
20. Injil Hesychius
21. Injil Masa Kecil Yesus Kristus
22. Injil Judas Iskariot
23. Injil Jude
24. Injil Marcion
25. Injil Mani
26. Injil Maria
27. Injil Matthias
28. Injil Merinthus
29. Injil Menurut Kaum Nazaret
30. Injil Nikomedus
31. Injil Kesempurnaan
32. Injil Petrus
33. Injil Philipus
34. Injil Pseudo-Matius
35. Injil Scythianus
36. Injil Tujuh Puluh
37. Injil Thaddaeus
38. Injil Tomas
39. Injil Titan
40. Injil Kebenaran
41. Injil Dua Belas Rosul
42. Injil Valentinus
43. Protevangelion James
44. Injil Rahasia Markus
45. Injil Tomas tentang Masa Kecil Yesus Kristus.
Mengenai Injil sendiri, masih terdapat banyak versi, yang dalam banyak hal tidak sinkron antara satu sama lain, bahkan ternyata tetap demikian sampai sekarang, walaupun telah melalui seleksi Kanonisasi (pemerasan puluhan versi Injil menjadi hanya empat atau Kanon) yang direstui Romawi.
Keempat Injil itu adalah:
Injil Matius (Matthew)
Ditulis oleh seorang yang tdk dikenal, ditahbiskan kepada Matius, seorang petugas Pajak-Bea Cukai yang diduga adalah murid Yesus, dipopulerkan oleh Papias sekitar tahun 130 M. Ditulis sekitar tahun 80–90 M (65-85 M) menurut Duncan GB (1971), Davies JN (1929a), Moffat J (1929), Sundberg AC (1971), Pherigo LP (1971), Asimov I (1969), Mack BL (1996), Nineham DE (1973), Leon Dufour X (1983).
Injil Markus (Mark)
Ditulis oleh Markus (penerjemah Petrus dan kemenakan Barnabas yang dipenjara bersama Yesus), dipopulerkan oleh Papias dan Hierapolis pada tahun 130-an M. Ditulis sekitar tahun 70 M (80-90 M) menurut Duncan GB (1971), Sundberg AC (1971), Kee HC (1971), Leon Dufour X (1983), Mack BL (1996), Fenton JC (1973).
Injil Lukas (Luke)
Ditulis oleh Lukas (tabib teman perjalanan Paulus), dipopulerkan oleh Theophilus (seorang Yunani). Ditulis sekitar tahun 150 M (80-110 M) menurut Mack BL (1996), Asimov I (1969), Duncan GB (1971), Baird W (1971), Sunberg AC (1971).
Injil Yohanes (John)
Ditulis oleh seorang kompilator yg dekat dgn Yohanes, dipopulerkan oleh Ireneus tahun 130-140 M. Ditulis sekitar tahun 100 M (85-115 M) menurut Mack BL (1996), Duncan GB (1971), Shepherd MH (1971), Leon Dufour X (1983).
Dan daftar Injil sebelum Kanonisasi (pemampatan Injil menjadi ‘hanya’ empat buah ini, menurut Platt RH, Brett JA (eds), Cameron R (1982), Pagels E (1979), Robinson JM (1990), Hennecke E, Schneemelcher W, Wilson RM (1963) adalah:
1. Injil Markus
2. Injil Matius
3. Injil Lukas
4. Injil Yohanes
5. Dialog Sang Juru Selamat
6. Injil Andreas
7. Injil Apelles
8. Injil Bardesanes
9. Injil Barnabas
10. Injil Bartelomeus
11. Injil Basilides
12. Injil Kelahiran Maria
13. Injil Cerinthus
14. Injil Hawa
15. Injil Ebionit
16. Injil Orang-orang Mesir
17. Injil Encratites
18. Injil Empat Wilayah Surgawi
19. Injil Orang-orang Ibrani
20. Injil Hesychius
21. Injil Masa Kecil Yesus Kristus
22. Injil Judas Iskariot
23. Injil Jude
24. Injil Marcion
25. Injil Mani
26. Injil Maria
27. Injil Matthias
28. Injil Merinthus
29. Injil Menurut Kaum Nazaret
30. Injil Nikomedus
31. Injil Kesempurnaan
32. Injil Petrus
33. Injil Philipus
34. Injil Pseudo-Matius
35. Injil Scythianus
36. Injil Tujuh Puluh
37. Injil Thaddaeus
38. Injil Tomas
39. Injil Titan
40. Injil Kebenaran
41. Injil Dua Belas Rosul
42. Injil Valentinus
43. Protevangelion James
44. Injil Rahasia Markus
45. Injil Tomas tentang Masa Kecil Yesus Kristus.
SEJARAH KRISTEN ( LANJUTAN 1 )
Paulus sang pendiri Kristen sendiri diketahui mencetuskan atau membawa ajaran ini ke arah pemahaman Anthropomorphic God atau Deus Humanissimus atau Tuhan yang insani, manusia. Padahal menurut beberapa Injil lain dan para ahlinya, penyaliban ini tidaklah benar, Yesus tidak pernah disalibkan.
Misalnya sebagaimana dicantumkan di Injil Barnabas: 215-218 yang disusun pada abad II Masehi:
Ketika para tentara yang dipimpin oleh Yudas sudah mendekati tempat dimana Yesus berada ... Tuhan, karena melihat bahaya atas hamba-Nya, memerintahkan Gabriel, Michael, Rafael, dan Uriel, para pembantu-Nya, untuk mengeluarkan Yesus dari dunia. Para malaikat suci itu pun datang dan mengambil Yesus ... kemudian menempatkannya di surga ketiga ditemani para malaikat dan diberkati Tuhan untuk selamanya ... Yudas kemudian mengalami perubahan suara dan wajahnya hingga ia menyerupai Yesus ... para tentara itu kemudian masuk dan menangkap Yudas, karena ia sangat mirip dengan Yesus ... Para tentara kemudian mengambil dan membelenggunya, dengan mencemooh ...
Kemudian para tentara itu hilang kesabaran. Dan dengan pukulan serta tendangan mereka mulai menghina Yudas. Kemudian dengan amarah yang amat sangat, mereka membawanya ke Yerusalem ... Kemudian mereka mengarak Yudas ke Gunung Calvary, tempat mereka biasa menggantung para penjahat, dan di sanalah mereka menyalib Yudas dalam keadaan telanjang, karena kejahatan yang sangat besar. Yudas benar-benar tidak bisa melakukan apa pun kecuali menangis: "Tuhan , mengapa Engkau meninggalkan aku, dengan melihat penjahat lari dan aku mati secara tidak adil?"
Aku benar-benar melihat bahwa suara, wajah, dan sosok Yudas begitu mirip dengan Yesus sehingga murid-muridnya dan orang-orang beriman sepenuhnya percaya bahwa dia adalah Yesus; mengapa sebagian orang berpaling dari ajaran Yesus ... karena Yesus telah bersabda bahwa ia tidak akan mati hingga menjelang akhir dunia; bahwa pada saat itu ia diangkat dari dunia. Namun, mereka yang tetap teguh dengan ajaran Yesus begitu merasakan kesedihan yang mendalam, karena melihat dia yang mati sama sekali mirip dengan Yesus sehingga mereka tidak mengingat lagi bahwa Yesus telah bersabda ...
Murid-murid yang tidak takut dengan Tuhan pergi pada malam hari dan mencuri tubuh Yudas lalu menyembunyikannya, kemudian menyebarkan berita bahwa Yesus telah dibangkitkan kembali; itulah sumber dari munculnya kebingungan besar.
Demikian pula lebih-kurang terdapat di Injil Dua Kitab Jesus hal. 261 yang disusun pada abad II Masehi (Yesus, yang masih hidup, menjawab dan mengatakan kepada para rasulnya, "Diberkatilah ia yang telah menyalib dunia, dan tidak mengijinkan dunia menyalibnya." ), juga pada Injil Wahyu Petrus: 81:4; 82:1-3, 17-23, 27-33 yang disusun pada abad IV Masehi, Injil Risalah Kedua Set Agung: 55:10-20, 30-35; 56:1-13, 18-19, 23-25 yang disusun pada abad II Masehi, dan Injil Perbuatan-perbuatan Yohanes: 97-99, 101 yang disusun pada abad II Masehi.
Namun kesemua Injil ini dianggap ilegal dan tak boleh dipakai oleh otoritas Gereja Katholik dukungan Romawi, mereka bersepakat untuk membuangnya, dan ini biasa pula disebut sebagai bagian Apokrif (Appocryppha).
Bandingkanlah dengan apa yang ditahbiskan Al Quran tentang ini:
QS An Nisaa’ ayat 155-158 (4:155-158):
(155) Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.
(156) Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zinah)
(157) Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rosul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
(158) Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(159) Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya (*). Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
(*)Tiap-tiap orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa sebelum wafatnya (setelah beliau kembali lagi ke Bumi menjelang Hari Kiamat bersama Imam Mahdi nanti), bahwa dia adalah Rosululloh/Utusan Allah, bukan anak Allah atau apapun yang dikirakan terhadapnya.
Misalnya sebagaimana dicantumkan di Injil Barnabas: 215-218 yang disusun pada abad II Masehi:
Ketika para tentara yang dipimpin oleh Yudas sudah mendekati tempat dimana Yesus berada ... Tuhan, karena melihat bahaya atas hamba-Nya, memerintahkan Gabriel, Michael, Rafael, dan Uriel, para pembantu-Nya, untuk mengeluarkan Yesus dari dunia. Para malaikat suci itu pun datang dan mengambil Yesus ... kemudian menempatkannya di surga ketiga ditemani para malaikat dan diberkati Tuhan untuk selamanya ... Yudas kemudian mengalami perubahan suara dan wajahnya hingga ia menyerupai Yesus ... para tentara itu kemudian masuk dan menangkap Yudas, karena ia sangat mirip dengan Yesus ... Para tentara kemudian mengambil dan membelenggunya, dengan mencemooh ...
Kemudian para tentara itu hilang kesabaran. Dan dengan pukulan serta tendangan mereka mulai menghina Yudas. Kemudian dengan amarah yang amat sangat, mereka membawanya ke Yerusalem ... Kemudian mereka mengarak Yudas ke Gunung Calvary, tempat mereka biasa menggantung para penjahat, dan di sanalah mereka menyalib Yudas dalam keadaan telanjang, karena kejahatan yang sangat besar. Yudas benar-benar tidak bisa melakukan apa pun kecuali menangis: "Tuhan , mengapa Engkau meninggalkan aku, dengan melihat penjahat lari dan aku mati secara tidak adil?"
Aku benar-benar melihat bahwa suara, wajah, dan sosok Yudas begitu mirip dengan Yesus sehingga murid-muridnya dan orang-orang beriman sepenuhnya percaya bahwa dia adalah Yesus; mengapa sebagian orang berpaling dari ajaran Yesus ... karena Yesus telah bersabda bahwa ia tidak akan mati hingga menjelang akhir dunia; bahwa pada saat itu ia diangkat dari dunia. Namun, mereka yang tetap teguh dengan ajaran Yesus begitu merasakan kesedihan yang mendalam, karena melihat dia yang mati sama sekali mirip dengan Yesus sehingga mereka tidak mengingat lagi bahwa Yesus telah bersabda ...
Murid-murid yang tidak takut dengan Tuhan pergi pada malam hari dan mencuri tubuh Yudas lalu menyembunyikannya, kemudian menyebarkan berita bahwa Yesus telah dibangkitkan kembali; itulah sumber dari munculnya kebingungan besar.
Demikian pula lebih-kurang terdapat di Injil Dua Kitab Jesus hal. 261 yang disusun pada abad II Masehi (Yesus, yang masih hidup, menjawab dan mengatakan kepada para rasulnya, "Diberkatilah ia yang telah menyalib dunia, dan tidak mengijinkan dunia menyalibnya." ), juga pada Injil Wahyu Petrus: 81:4; 82:1-3, 17-23, 27-33 yang disusun pada abad IV Masehi, Injil Risalah Kedua Set Agung: 55:10-20, 30-35; 56:1-13, 18-19, 23-25 yang disusun pada abad II Masehi, dan Injil Perbuatan-perbuatan Yohanes: 97-99, 101 yang disusun pada abad II Masehi.
Namun kesemua Injil ini dianggap ilegal dan tak boleh dipakai oleh otoritas Gereja Katholik dukungan Romawi, mereka bersepakat untuk membuangnya, dan ini biasa pula disebut sebagai bagian Apokrif (Appocryppha).
Bandingkanlah dengan apa yang ditahbiskan Al Quran tentang ini:
QS An Nisaa’ ayat 155-158 (4:155-158):
(155) Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.
(156) Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zinah)
(157) Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rosul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
(158) Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(159) Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya (*). Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
(*)Tiap-tiap orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa sebelum wafatnya (setelah beliau kembali lagi ke Bumi menjelang Hari Kiamat bersama Imam Mahdi nanti), bahwa dia adalah Rosululloh/Utusan Allah, bukan anak Allah atau apapun yang dikirakan terhadapnya.
Friday, 22 April 2011
AQIDAH DAN SEJARAH KRISTEN (DISTORSI DAN TRANFORMASI TAURAT)
QS Al Baqarah 120 (2:120): Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Yahudi yang kita ketahui berkitab suci Taurat (yang diturunkan kepada Nabi Musa as ) sekarang cenderung tidak memakainya bahkan sengaja dihilangkan.Taurat yang sekarang telah diubah-ubah oleh Samhandren (Pendeta Yahudi Tertinggi) dan sekutunya sehingga ayat-ayatnya banyak yang baru.
Kitab yang sekarang jadi pegangan adalah Talmud; bukan berasal dari “ langit “ tetapi sebuah kitab yang ditengarai berasal dari para penyihir di zaman Mesir Kuno yang menganut ajaran Kaballah (menyembah syetan Lucifer).
Dan sebagai perbandingan, ini adalah kutipan dari Talmud, tentang berbagai ayat indoktrinasi superioritas bangsa dan penganut Yahudi dibandingkan bangsa dan penganut agama lain.:
- "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta menipu Ghoyim (bangsa non-Yahudi)." (Baba Kamma 113a)
- "Semua anak keturunan Ghoyim (non-Yahudi) sama dengan binatang." (Yebamoth 98a)
- "Seorang Ghoyim (non-Yahudi) yang berbaik kepada Yahudi pun harus dibunuh." (Soferim 15, Kaidah 10)
- "Barangsiapa yang memukul dan menyakiti orang Israel, maka ia berarti telah menghinakan Tuhan." (Chullin, 19b)
- "Orang Yahudi adalah orang-orang yang shalih dan baik dimanapun mereka berada. Sekalipun mereka juga melakukan dosa, namun dosa itu tidak mengotori ketinggian kedudukan mereka." (Sanhedrin, 58b)
- "Hanya orang Yahudi satu-satunya manusia yang harus dihormati oleh siapapun dan oleh apapun di muka Bumi ini. Segalanya harus tunduk dan menjadi pelayan setia, terutama binatang-binatang yang berwujud manusia, yakni Ghoyim (non-Yahudi)." (Chagigah, 15b)
- "Haram hukumnya berbuat baik kepada Ghoyim (non-Yahudi)" (Zhohar 25b)
- Seorang robbi (pendeta Yahudi) telah mendebat Tuhan dan mengalahkannya. Tuhanpun mengakui bahwa robbi itu memenangkan debat tersebut ( Baba Mezian 59b)
- Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon Ben Yohai, “ Bahkan orang kafir (Gentiles) yang paling baik pun seluruhnya harus dibunuh” (Perjanjian Kecil, Soferin 15)
- Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non yahudi (Gentiles atau Ghoyim) bukanlah manusia melainkan binatang, (Kerithuth 6b).
- Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi (Midraseh Talpioth 225).
- Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin ( Zohar II,4b).
- Tuhan tidak pernah marah kepada orang Yahudi melainkan hanya marah kepada orang-orang non-yahudi (Talmud IV/8/4a).
- Orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipu orang-orang non-yahudi (Zohar,168a).
- “ Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari ahli kitab Talmud dari pada ayat-ayat Taurat (Talmud Erubin 2a).
Dalam peperangan, tentara Israel wajib mendaras Talmud dalam kesempatan khusus, terlebih di hari Sabbath (Sabtu). BETAPA kuatnya INDOKTRINASI ini?!
Para Yahudi Zionis Israel yang mempropagandakan Sekularisme berpedoman pada hasil rapat “Tetua atau Pinisepuh Zion“ di Basel (Swiss) tahun 1897 yang bernama “ The Protocols Of The The Meetings Of The Elders Of Zion “, yang ingin mendirikan Negara Israel (Israel Raya) dan menguasai Dunia baru.
Maka itu dapat dilakukan melalui aneka tipu daya Fremason/Masonry, Demokratisasi, Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme,HAM, Privatization, Free-Trade/Pasar Bebas, Globalization,, dan lain-lain kemerosotan standar peradaban termasuk pernikahan beda agama, budaya Pop-Liberal yang melenakan, yang adalah bagian dari Liberalisme dan Pluralisme.
Maka muslim tak harus berpindah-murtad dari agamanya, namun cukup diusahakan para musuh Islam agar ia asing dari agamanya, tak kuat akidahnya, tak bagus keimanannya, tak tahu arah hidupnya, merosot dalam aneka budaya Hedonisme (kesenangan) duniawi, dan sebagainya, sehingga para musuh muslim dapat leluasa menjalankan rencananya.
Agar muslim BERSIMPATI dan menurut kepadanya.
INGATLAH, nusantara Republik Indonesia INI adalah wilayah yang sebenarnya berpotensi kaya-raya dengan aneka pemeberian Allah (termasuk sumber daya energi terbaik dunia yang dapat disia-siakan misalnya dengan cara Korupsi-manipulasi-kolusi tak sehat serta diberikan kepada kaum Kafir), dan strategis letak dan maknanya dalam tataran dunia, juga adalah pasar yang sangat besar untuk aneka pemasaran (termasuk pemasaran ide-akidah), dan lain-lain hal terkait; sehingga perlulah agar ini dapat dimanfaatkan mereka dan sekutunya!
Agar dapat dikendalikannya!
INGATLAH!
Sekarang kita sedang berperang, sebenarnya, dalam sebuah Perang Halus, termasuk melalui Pemurtadan (misalnya Kristenisasi) oleh para penganut agama-agama yang tak lagi laku di belahan dunia Barat namun dikemas dengan kemasan menyenangkan dan menipu rakyat muslim (termasuk di Indonesia) yang sayangnya, masih banyak yang bodoh dan dapat tertipu.
Sudah dibongkar oleh para ahli (termasuk yang non-muslim), bahwa misi Misionaris-Kristenisasi, dapat bergandengan tangan dengan sekutuinya, termasuk para Yahudi atau simpatisannya, dan para pelaku Neo-Kolonialisme atau penjajahan dengan bentuk-cara yang baru-terselubung untuk kepentingan Pragmatis (yang terkini datermanfaat menurut ukuran manusia akan diikuti-dijalankan), semisal tujuan 3 G sejak Abad Pertengahan bangsa Barat, yakni untuk "Gospel (Gereja), Glory (Kemenangan), Gold (harta)"!
Maka BLOG ini adalah salah satu cara untuk mempersenjatai diri dengan pengetahuan yang selaras dengan keimanan.
Dan saudara-saudara kita di aneka belahan dunia lain, terutama di Timur-Tengah (terutama Palestina) juga Asia Besar (Afghanistan, Chechnya, dan sebagainya) sedang berperang langsung dengan mereka, membela kita.
Aneka dokumen mengenai ini, bahkan dari yang bukan muslim, insya Allah akan kita telaah satu per satu di kesempatan mendatang, setelah pembahasan mengenai akidah Kristen sendiri, terutama di Bagian "Perang Halus".
adi, pada akhirnya Kitab Taurat Musa yang asli TELAH kabur dimakan sejarah SEJAK abad VI SM, dan kitab yang ada saat ini adalah kumpulan terjemahan dari para penulis sejarah bangsa bani Israil.
Tentang berbagai fakta sejarah termasuk penulisan sejarah bangsa Bani Israil dan segala distorsinya ini, tak terelakkan juga berkembang menjadi apa yang kemudian disebut sebagai agama Kristen (Katolik-Protestan) dengan khazanah dunianya dan dengan segala tokoh-tokoh Bani Israilnya (misalnya, Nabiyullahh, Nabi Tuhan bernama Isa AS atau Yesus, semua murid langsungnya, dan Paulus/Saulus yang bukan muridnya).
Dan yang menamakan agama ini sebagai `Kristen' ternyata bukanlah pula Isa AS (atau biasa disebut pula sebagai Yesus Kristus, namun menarik pula untuk menelaah apakah sebenarnya Isa AS dan Yesus Kritus adalah orang yang sama kiranya?) atau bahkan Tuhan sendiri; melainkan adalah Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia, justru sepeninggal Yesus (Injil Kis 11:23-26).
Paulus sendiri, bukanlah sama sekali murid Yesus, tak pernah sama sekali berjumpa Yesus, namun 'berani' mengangkat dirinya sebagai rasul (Roma 1:1) dan mengubah agama yang diajarkan Yesus (yang sangat dekat dengan nilai ajaran Islam) menjadi versinya (menamainya sebagai "Kristen", lihat Kis 11:23-26), keluar dari atau menafikan Hukum Taurat ( lihat 1 Korintus 9:19-21), bahkan mempertuhankan Yesus serta menambah oknum Tuhan menjadi lebih dari satu (lihat 1 Korintus 8:6, Kolose 1:5, Timotius 2:5, dan Roma 10:9). Ini ia banyak serap juga dari Filsafat Sofisme Yunani yang khas Politeisme (paham akan banyak tuhan atau dewa) itu, dan di kemudian menjadi insprasi bangsa Eropa (Kristen) dalam Renaissance mereka pula dengan segala konsekuensinya setelah kalah dalam berbagai Perang Salib terhadap kaum muslim. Parahnya, paham Paulus, seorang Yahudi campuran ini, dipercaya dan diikuti banyak manusia hingga saat ini, yang sungguh mengira bahwa itulah yang sebenarnya diajarkan Yesus.
Dan sungguh, Yesus yang adalah seorang Rabbi (Guru Agama) Bani Israil/Yahudi dari keluarga sangat terpandang keturunan para Nabi (keluarga Imraan/Aali Imraan) dan samasekali tidak membawa ajaran baru, serta hanya berusaha mengembalikan agama Bani Israil/Yahudi yang sudah melenceng (ditegaskannya di Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7); TIDAK pernah diakui Bani Israil/Yahudi sebagai Nabi-Messiah mereka, atau bahkan Tuhannya sampai sekarang.
Bahkan ternyata di tangan MEREKA lah (bangsa Bani Israil-Yahudi dipimpin Rabbinya atau guru agamanya yang tak sepaham dengan Yesus), Yesus diserahkan ke Romawi untuk ‘disalibkan’, untuk dibunuh.
Dan antara lain, karena inilah, Hitler berusaha melenyapkan Yahudi dari muka Bumi, selain berbagai alasan lain yang mengganggu Jerman, menurutnya.
Hitler menganggap mereka adalah bangsa yang mengkhianati, membunuh, menyalibkan Yesus, dan pada kenyataannya di Jerman pada masa itu, menurutnya mereka sudah banyak ‘mencuri’ dari bangsa Jerman.
Apapun juga (kiranya karena dimurkai Tuhan Yang Maha Esa karena membunuhi banyak UtusanNya dan mengingkari perintahNya), setelah dijajah berbagai bangsa, dicampuri ras dan peradabannya, dan juga terusir itu; bangsa Bani Israil yang terasimilasi agama, budaya, dan rasnya; semakin mengembara ke berbagai penjuru dunia, terpaksa bercampur-baur dengan berbagai bangsa (terutama dengan bangsa Eropa). Masa itu juga dikenal sebagai masa Great Diaspora (penyebaran hebat) Yahudi.
Dan kemudian selama sekitar atau seusai Perang Dunia II Abad XX Masehi saat dibantai Hitler dalam Holocaust, bangsa Yahudi hijrah dan berkembang beranak-pinak subur dan semakin berkuasa di Amerika Serikat, hingga kini.
Maka, penyesatan Yahudi dan perusakannya kepada tatanan keseimbangan dunia, sudah jauh mereka lakukan sejak sebelum Nabi Isa AS atau Yesus turun.
Sadar atau tidak, ini mereka lakukan, turun-temurun dan secara berorganisasi, hingga kini.
Dan herannya, mereka masih ingin menegakkan supremasi peradaban Yahudi - Israil mereka yang sebenarnya sudah tercampur-baur itu, setidaknya berdasarkan romantisme dan kebanggan semu masa lalu mereka.
Atau malahan, justru karena mereka sudah tercampur-baur dengan berbagai ras dunia?
an kini, setelah sekian lama negara Israel berdiri, mereka berusaha ’menjajah-menguasai’ dunia melalui berbagai cara. Ini wajar bagi mereka, mereka mengganggap - sesuai isi kitab sucinya - bahwa bangsa lain adalah ghoyim (setengah binatang) yang harus melayani Yahudi, sebagaimana telah dibahas panjang-lebar sebelumnya.
Sejak pertengahan Abad XX Masehi, dengan Corporatocracy (yang dibongkar agennya yang ‘bertobat’, John Perkins, dalam buku fenomenalnya “The Confessions Of An Economic Hit Man”, http://www.johnperkins.org/ ) atau Neo-Kolonialisme sistem kerajaan global hasil jaringan Corporation(s) perusahaan multinasional-transnasional-global, lembaga keuangan dunia, dengan Autocracy(ies) pemerintahan berbagai negara untuk kepentingan mereka sendiri melalui kaki-tangannya (baik disadari mereka atau tidak) di berbagai ‘negara jajahan’ (termasuk Indonesia)
Ini dimulai segolongan AS terutama melalui bisnis energi; lengkaplah sudah eksploitasi ketamakan a la Kapitalisme, dan setidaknya langkah AS di bawah George W. Bush-Dick Cheney (dengan perusahaan mereka macam Carlyle Group di bidang senjata, Halliburton di bidang mega-infrastruktur, Arbusto di bidang minyak, dsb.) dan sekutunya (perusahaan lain termasuk negara-negara sekutu) sangat mencerminkan ini.
John Perkins menjadi salah satu dari banyak ”Economic Hit Man (EHM)”, suatu istilah ’kode’ di antara mereka sendiri yang merujuk kepada orang yang ditugaskan untuk dua pekerjaan utama:
1. Membenarkan pinjaman internasional yang besar kepada negara-negara berkembang yang kemudian akan disalurkan kembali kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya seperti ”Bechtel”, ”Halliburton”, ”Stone & Webster Engineering Corporation (SWEC)”, ”Brown & Root” atau ”Kellog Brown & Root”, ”Chevron”, ”Mobil Oil”, dan sebagainya; melalui proyek-proyek rekayasa teknis (engineering), energi, konstruksi raksasa, dan sebagainya.
2. Membangkrutkan negara-negara yang menerima pinjaman itu (setelah negara-negara itu membayar perusahaan kontraktor Amerika Serikat lainnya, tentu saja) sehingga negara-negara itu selamanya akan berhutang kepada kreditor mereka itu dan dengan demikian mereka akan menjadi sasaran empuk dan sekutu yang penurut ketika Amerika Serikat (dan sekutu-sekutunya, mungkin) memerlukan dukungan mereka seperti untuk pangkalan militer, hak suara PBB, atau akses kepada minyak dan sumber daya alam lain.
Caranya, adalah melalui prediksi efek investasi miliaran dolar kreditor di suatu negara yang telah direkayasa agar meyakinkan, terutama melalui telaah dan modifikasi Produk Nasional Bruto (PNB) negara itu; dan karenanya proyek yang diprediksikan menghasilkan PNB tertinggi akan menang.
Jika ternyata hanya satu proyek yang dipertimbangkan, maka para EHM perlu mendemonstrasikan dengan meyakinkan, melakukan presentasi yang memukau, bahwa mengembangkannya akan membawa manfaat yang besar bagi PNB negara tersebut.
Aspek yang tak perlu diungkapkan di balik ini adalah, kiranya bahwa proyek-proyek ini dimaksudkan untuk membuat laba yang besar bagi para kontraktor, dan untuk membahagiakan segelintir keluarga kaya dan berpengaruh di negara penerima bantuan; seraya memastikan ketergantungan finansial jangka panjang dan loyalitas politik pemerintah di seluruh dunia terhadap orang-orang dan negara(-negara) pemberi donor.
Maka tentu saja berdasarkan ini semua, semakin besar pinjamannya, hutang yang lebih besar daripada seharusnya, semakin baik untuk mereka para anggota ”Corporatocracy”. Fakta bahwa hutang yang dibebankan kepada suatu negara kemudian akan menghilangkan alokasi dana kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi rakyat miskin negara itu, tidaklah penting bagi mereka, kiranya.
Menurutnya, Indonesia adalah salah satu korban mereka, dan ia pernah bertugas di Nusantara Republik Indonesia di awal dekade 1970-an Masehi (amasa awal Orde Baru yang meninggalkan hutang luar-biasa hingga kini sebelum ditambahi hutang di masa Reformasi kini). Dan Nusantara Republik Indonesia memang berhutang sangat luar-biasa, dan bahkan secara Riba dengan bunganya (dan bunga berbunga) kepada berbagai lembaga keuangan dan negara dunia (sama saja), saat ini.
Maka, negara-negara yang telah berhasil ia taklukkan atau paling tidak ia ketahui fakta-faktanya tentang operasi super rahasia ini adalah antara lain Ekuador, Indonesia, Arab Saudi, Iran, Panama, Iraq, Kolombia, Venezuela (para EHM dan ’serigala’, menemui kegagalan di Iraq, Panama, dan Venezuela namun toh tidak demikian para tentara Paman Samnya yang sukses dengan Invasi oleh Amerika Serikat ke Panama dan Perang Teluknya ke Iraq, juga Afghanistan dan sekitarnya yang kaya sumber daya energi terutama minyak dan gas).
Dan John Perkins mengungkapkan kekhawatirannya bahwa banyak orang biasa di berbagai negara (termasuk di Indonesia, tentunya) yang mungkin secara tak sadar juga menjadi bagian dari sistem Corporatocracy di berbagai sendi sistem pemerintahan, perusahaan, berbagai organisasi, dan dengan sendirinya menjadi alat untuk menekan lawan-lawan kepentingan Corporatocary.
Antara lain dengan cara memanfaatkan kelemahan-kelemahan orang-orang biasa itu seperti melalui lobbying, hadiah, gaji, bonus, pelatihan, pemotivasian, penggalangan opini dan simpati; dan sebagainya, terutama dalam Demokrasi dan Kapitalisme serta Pasar Bebas.
Ia juga khawatir akan wewenang AS yang bebas mencetaki uang Dollar baru dan menyarankan semua negara yang mengutangi AS menagihnya dengan mata uang lain untuk mengurangi dominasi AS (misalnya menggunakan Euro, seperti yang pernah dilakukan Saddam Husein dalam perdagangan minyak Iraq dengan AS, dan membuat murka AS, dan menyerang Iraq).
Dan (tanpa sama-sekali bermaksud rasialis), kenyataannya dicampur-tangani banyak kalangan Yahudi-Bani Israil (baik asli maupun pembauran) dan sekutunya, sepanjang sejarah; untuk keuntungannya. Ada manusia ‘pengatur’ di balik para manusia ‘pengatur resmi’ dunia.
Penguasaan energi dan sumber daya alam dengan segala cara a la Corporatocracy ini lahir, terutama setelah USA (dan bangsa Yahudi di dalamnya) belajar banyak dari kekalahan mereka saat kalah babak-belur diembargo muslim dan Arab di dekade 1970-an.
Dan kini kita menemukan bangsa Arab dan mayoritas muslim, tak dapat banyak berbuat karena sudah menjadi sapi perahan Corporatocracy, berhutang kepada mereka, menyia-nyiakan karunia sumber daya alam dari Allah SWT dengan segala potensinya, mubadzir, karena semakin tidak bertakwa, bersyukur terhadapNya.
Maka bila ketaktakwaan itu menipis atau hilang, Allah SWT tak segan menurunkan azabNya.
QS Al Israa’ ayat 7
7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Dalam potongan ayat QS Al Israa’ 7 (17:07) ini, “ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”, maka bahkan Allah SWT pun akan membiarkan mereka (para musuh kebaikan) itu bebas masuk ke dalam masjid (satu tempat yang melambangkan kehormatan dan kesucian muslim), dan membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai ,
Hal ini mungkin saja, jika muslim yang diberi amanah memanfaatkan, menjaga ciptaan Allah SWT tidak (atau tidak lagi) melakukan hal-hal Islami (tidak menjaga amahaNya, antara lain), tidak memenuhi syarat untuk dimenangkan menjadi pemimpin di satu masa itu, di mana kejahatan muslim justru lebih menonjol daripada kebaikannya. Bahkan dalam ayat ini disebutkan sampai-sampai melakukan kejahatan ‘yang kedua’ atau dalm hal ini juga ditafsirkan, bahkan mengulanginya (“ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua …”).
Kemenangan, kehormatan, ketinggian derajat dan macam-macam hal terkait janji Tuhan melalui Islam dan segala agamaNya sebelumnya bagi muslim, diberikan, jika muslim melakukan yang diperintahkan Allah SWT, jika seseorang itu adalah orang-orang yang beriman, melakukan hal-hal islami.
Yahudi yang kita ketahui berkitab suci Taurat (yang diturunkan kepada Nabi Musa as ) sekarang cenderung tidak memakainya bahkan sengaja dihilangkan.Taurat yang sekarang telah diubah-ubah oleh Samhandren (Pendeta Yahudi Tertinggi) dan sekutunya sehingga ayat-ayatnya banyak yang baru.
Kitab yang sekarang jadi pegangan adalah Talmud; bukan berasal dari “ langit “ tetapi sebuah kitab yang ditengarai berasal dari para penyihir di zaman Mesir Kuno yang menganut ajaran Kaballah (menyembah syetan Lucifer).
Dan sebagai perbandingan, ini adalah kutipan dari Talmud, tentang berbagai ayat indoktrinasi superioritas bangsa dan penganut Yahudi dibandingkan bangsa dan penganut agama lain.:
- "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta menipu Ghoyim (bangsa non-Yahudi)." (Baba Kamma 113a)
- "Semua anak keturunan Ghoyim (non-Yahudi) sama dengan binatang." (Yebamoth 98a)
- "Seorang Ghoyim (non-Yahudi) yang berbaik kepada Yahudi pun harus dibunuh." (Soferim 15, Kaidah 10)
- "Barangsiapa yang memukul dan menyakiti orang Israel, maka ia berarti telah menghinakan Tuhan." (Chullin, 19b)
- "Orang Yahudi adalah orang-orang yang shalih dan baik dimanapun mereka berada. Sekalipun mereka juga melakukan dosa, namun dosa itu tidak mengotori ketinggian kedudukan mereka." (Sanhedrin, 58b)
- "Hanya orang Yahudi satu-satunya manusia yang harus dihormati oleh siapapun dan oleh apapun di muka Bumi ini. Segalanya harus tunduk dan menjadi pelayan setia, terutama binatang-binatang yang berwujud manusia, yakni Ghoyim (non-Yahudi)." (Chagigah, 15b)
- "Haram hukumnya berbuat baik kepada Ghoyim (non-Yahudi)" (Zhohar 25b)
- Seorang robbi (pendeta Yahudi) telah mendebat Tuhan dan mengalahkannya. Tuhanpun mengakui bahwa robbi itu memenangkan debat tersebut ( Baba Mezian 59b)
- Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon Ben Yohai, “ Bahkan orang kafir (Gentiles) yang paling baik pun seluruhnya harus dibunuh” (Perjanjian Kecil, Soferin 15)
- Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non yahudi (Gentiles atau Ghoyim) bukanlah manusia melainkan binatang, (Kerithuth 6b).
- Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi (Midraseh Talpioth 225).
- Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin ( Zohar II,4b).
- Tuhan tidak pernah marah kepada orang Yahudi melainkan hanya marah kepada orang-orang non-yahudi (Talmud IV/8/4a).
- Orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipu orang-orang non-yahudi (Zohar,168a).
- “ Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari ahli kitab Talmud dari pada ayat-ayat Taurat (Talmud Erubin 2a).
Dalam peperangan, tentara Israel wajib mendaras Talmud dalam kesempatan khusus, terlebih di hari Sabbath (Sabtu). BETAPA kuatnya INDOKTRINASI ini?!
Para Yahudi Zionis Israel yang mempropagandakan Sekularisme berpedoman pada hasil rapat “Tetua atau Pinisepuh Zion“ di Basel (Swiss) tahun 1897 yang bernama “ The Protocols Of The The Meetings Of The Elders Of Zion “, yang ingin mendirikan Negara Israel (Israel Raya) dan menguasai Dunia baru.
Maka itu dapat dilakukan melalui aneka tipu daya Fremason/Masonry, Demokratisasi, Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme,HAM, Privatization, Free-Trade/Pasar Bebas, Globalization,, dan lain-lain kemerosotan standar peradaban termasuk pernikahan beda agama, budaya Pop-Liberal yang melenakan, yang adalah bagian dari Liberalisme dan Pluralisme.
Maka muslim tak harus berpindah-murtad dari agamanya, namun cukup diusahakan para musuh Islam agar ia asing dari agamanya, tak kuat akidahnya, tak bagus keimanannya, tak tahu arah hidupnya, merosot dalam aneka budaya Hedonisme (kesenangan) duniawi, dan sebagainya, sehingga para musuh muslim dapat leluasa menjalankan rencananya.
Agar muslim BERSIMPATI dan menurut kepadanya.
INGATLAH, nusantara Republik Indonesia INI adalah wilayah yang sebenarnya berpotensi kaya-raya dengan aneka pemeberian Allah (termasuk sumber daya energi terbaik dunia yang dapat disia-siakan misalnya dengan cara Korupsi-manipulasi-kolusi tak sehat serta diberikan kepada kaum Kafir), dan strategis letak dan maknanya dalam tataran dunia, juga adalah pasar yang sangat besar untuk aneka pemasaran (termasuk pemasaran ide-akidah), dan lain-lain hal terkait; sehingga perlulah agar ini dapat dimanfaatkan mereka dan sekutunya!
Agar dapat dikendalikannya!
INGATLAH!
Sekarang kita sedang berperang, sebenarnya, dalam sebuah Perang Halus, termasuk melalui Pemurtadan (misalnya Kristenisasi) oleh para penganut agama-agama yang tak lagi laku di belahan dunia Barat namun dikemas dengan kemasan menyenangkan dan menipu rakyat muslim (termasuk di Indonesia) yang sayangnya, masih banyak yang bodoh dan dapat tertipu.
Sudah dibongkar oleh para ahli (termasuk yang non-muslim), bahwa misi Misionaris-Kristenisasi, dapat bergandengan tangan dengan sekutuinya, termasuk para Yahudi atau simpatisannya, dan para pelaku Neo-Kolonialisme atau penjajahan dengan bentuk-cara yang baru-terselubung untuk kepentingan Pragmatis (yang terkini datermanfaat menurut ukuran manusia akan diikuti-dijalankan), semisal tujuan 3 G sejak Abad Pertengahan bangsa Barat, yakni untuk "Gospel (Gereja), Glory (Kemenangan), Gold (harta)"!
Maka BLOG ini adalah salah satu cara untuk mempersenjatai diri dengan pengetahuan yang selaras dengan keimanan.
Dan saudara-saudara kita di aneka belahan dunia lain, terutama di Timur-Tengah (terutama Palestina) juga Asia Besar (Afghanistan, Chechnya, dan sebagainya) sedang berperang langsung dengan mereka, membela kita.
Aneka dokumen mengenai ini, bahkan dari yang bukan muslim, insya Allah akan kita telaah satu per satu di kesempatan mendatang, setelah pembahasan mengenai akidah Kristen sendiri, terutama di Bagian "Perang Halus".
adi, pada akhirnya Kitab Taurat Musa yang asli TELAH kabur dimakan sejarah SEJAK abad VI SM, dan kitab yang ada saat ini adalah kumpulan terjemahan dari para penulis sejarah bangsa bani Israil.
Tentang berbagai fakta sejarah termasuk penulisan sejarah bangsa Bani Israil dan segala distorsinya ini, tak terelakkan juga berkembang menjadi apa yang kemudian disebut sebagai agama Kristen (Katolik-Protestan) dengan khazanah dunianya dan dengan segala tokoh-tokoh Bani Israilnya (misalnya, Nabiyullahh, Nabi Tuhan bernama Isa AS atau Yesus, semua murid langsungnya, dan Paulus/Saulus yang bukan muridnya).
Dan yang menamakan agama ini sebagai `Kristen' ternyata bukanlah pula Isa AS (atau biasa disebut pula sebagai Yesus Kristus, namun menarik pula untuk menelaah apakah sebenarnya Isa AS dan Yesus Kritus adalah orang yang sama kiranya?) atau bahkan Tuhan sendiri; melainkan adalah Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia, justru sepeninggal Yesus (Injil Kis 11:23-26).
Paulus sendiri, bukanlah sama sekali murid Yesus, tak pernah sama sekali berjumpa Yesus, namun 'berani' mengangkat dirinya sebagai rasul (Roma 1:1) dan mengubah agama yang diajarkan Yesus (yang sangat dekat dengan nilai ajaran Islam) menjadi versinya (menamainya sebagai "Kristen", lihat Kis 11:23-26), keluar dari atau menafikan Hukum Taurat ( lihat 1 Korintus 9:19-21), bahkan mempertuhankan Yesus serta menambah oknum Tuhan menjadi lebih dari satu (lihat 1 Korintus 8:6, Kolose 1:5, Timotius 2:5, dan Roma 10:9). Ini ia banyak serap juga dari Filsafat Sofisme Yunani yang khas Politeisme (paham akan banyak tuhan atau dewa) itu, dan di kemudian menjadi insprasi bangsa Eropa (Kristen) dalam Renaissance mereka pula dengan segala konsekuensinya setelah kalah dalam berbagai Perang Salib terhadap kaum muslim. Parahnya, paham Paulus, seorang Yahudi campuran ini, dipercaya dan diikuti banyak manusia hingga saat ini, yang sungguh mengira bahwa itulah yang sebenarnya diajarkan Yesus.
Dan sungguh, Yesus yang adalah seorang Rabbi (Guru Agama) Bani Israil/Yahudi dari keluarga sangat terpandang keturunan para Nabi (keluarga Imraan/Aali Imraan) dan samasekali tidak membawa ajaran baru, serta hanya berusaha mengembalikan agama Bani Israil/Yahudi yang sudah melenceng (ditegaskannya di Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7); TIDAK pernah diakui Bani Israil/Yahudi sebagai Nabi-Messiah mereka, atau bahkan Tuhannya sampai sekarang.
Bahkan ternyata di tangan MEREKA lah (bangsa Bani Israil-Yahudi dipimpin Rabbinya atau guru agamanya yang tak sepaham dengan Yesus), Yesus diserahkan ke Romawi untuk ‘disalibkan’, untuk dibunuh.
Dan antara lain, karena inilah, Hitler berusaha melenyapkan Yahudi dari muka Bumi, selain berbagai alasan lain yang mengganggu Jerman, menurutnya.
Hitler menganggap mereka adalah bangsa yang mengkhianati, membunuh, menyalibkan Yesus, dan pada kenyataannya di Jerman pada masa itu, menurutnya mereka sudah banyak ‘mencuri’ dari bangsa Jerman.
Apapun juga (kiranya karena dimurkai Tuhan Yang Maha Esa karena membunuhi banyak UtusanNya dan mengingkari perintahNya), setelah dijajah berbagai bangsa, dicampuri ras dan peradabannya, dan juga terusir itu; bangsa Bani Israil yang terasimilasi agama, budaya, dan rasnya; semakin mengembara ke berbagai penjuru dunia, terpaksa bercampur-baur dengan berbagai bangsa (terutama dengan bangsa Eropa). Masa itu juga dikenal sebagai masa Great Diaspora (penyebaran hebat) Yahudi.
Dan kemudian selama sekitar atau seusai Perang Dunia II Abad XX Masehi saat dibantai Hitler dalam Holocaust, bangsa Yahudi hijrah dan berkembang beranak-pinak subur dan semakin berkuasa di Amerika Serikat, hingga kini.
Maka, penyesatan Yahudi dan perusakannya kepada tatanan keseimbangan dunia, sudah jauh mereka lakukan sejak sebelum Nabi Isa AS atau Yesus turun.
Sadar atau tidak, ini mereka lakukan, turun-temurun dan secara berorganisasi, hingga kini.
Dan herannya, mereka masih ingin menegakkan supremasi peradaban Yahudi - Israil mereka yang sebenarnya sudah tercampur-baur itu, setidaknya berdasarkan romantisme dan kebanggan semu masa lalu mereka.
Atau malahan, justru karena mereka sudah tercampur-baur dengan berbagai ras dunia?
an kini, setelah sekian lama negara Israel berdiri, mereka berusaha ’menjajah-menguasai’ dunia melalui berbagai cara. Ini wajar bagi mereka, mereka mengganggap - sesuai isi kitab sucinya - bahwa bangsa lain adalah ghoyim (setengah binatang) yang harus melayani Yahudi, sebagaimana telah dibahas panjang-lebar sebelumnya.
Sejak pertengahan Abad XX Masehi, dengan Corporatocracy (yang dibongkar agennya yang ‘bertobat’, John Perkins, dalam buku fenomenalnya “The Confessions Of An Economic Hit Man”, http://www.johnperkins.org/ ) atau Neo-Kolonialisme sistem kerajaan global hasil jaringan Corporation(s) perusahaan multinasional-transnasional-global, lembaga keuangan dunia, dengan Autocracy(ies) pemerintahan berbagai negara untuk kepentingan mereka sendiri melalui kaki-tangannya (baik disadari mereka atau tidak) di berbagai ‘negara jajahan’ (termasuk Indonesia)
Ini dimulai segolongan AS terutama melalui bisnis energi; lengkaplah sudah eksploitasi ketamakan a la Kapitalisme, dan setidaknya langkah AS di bawah George W. Bush-Dick Cheney (dengan perusahaan mereka macam Carlyle Group di bidang senjata, Halliburton di bidang mega-infrastruktur, Arbusto di bidang minyak, dsb.) dan sekutunya (perusahaan lain termasuk negara-negara sekutu) sangat mencerminkan ini.
John Perkins menjadi salah satu dari banyak ”Economic Hit Man (EHM)”, suatu istilah ’kode’ di antara mereka sendiri yang merujuk kepada orang yang ditugaskan untuk dua pekerjaan utama:
1. Membenarkan pinjaman internasional yang besar kepada negara-negara berkembang yang kemudian akan disalurkan kembali kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya seperti ”Bechtel”, ”Halliburton”, ”Stone & Webster Engineering Corporation (SWEC)”, ”Brown & Root” atau ”Kellog Brown & Root”, ”Chevron”, ”Mobil Oil”, dan sebagainya; melalui proyek-proyek rekayasa teknis (engineering), energi, konstruksi raksasa, dan sebagainya.
2. Membangkrutkan negara-negara yang menerima pinjaman itu (setelah negara-negara itu membayar perusahaan kontraktor Amerika Serikat lainnya, tentu saja) sehingga negara-negara itu selamanya akan berhutang kepada kreditor mereka itu dan dengan demikian mereka akan menjadi sasaran empuk dan sekutu yang penurut ketika Amerika Serikat (dan sekutu-sekutunya, mungkin) memerlukan dukungan mereka seperti untuk pangkalan militer, hak suara PBB, atau akses kepada minyak dan sumber daya alam lain.
Caranya, adalah melalui prediksi efek investasi miliaran dolar kreditor di suatu negara yang telah direkayasa agar meyakinkan, terutama melalui telaah dan modifikasi Produk Nasional Bruto (PNB) negara itu; dan karenanya proyek yang diprediksikan menghasilkan PNB tertinggi akan menang.
Jika ternyata hanya satu proyek yang dipertimbangkan, maka para EHM perlu mendemonstrasikan dengan meyakinkan, melakukan presentasi yang memukau, bahwa mengembangkannya akan membawa manfaat yang besar bagi PNB negara tersebut.
Aspek yang tak perlu diungkapkan di balik ini adalah, kiranya bahwa proyek-proyek ini dimaksudkan untuk membuat laba yang besar bagi para kontraktor, dan untuk membahagiakan segelintir keluarga kaya dan berpengaruh di negara penerima bantuan; seraya memastikan ketergantungan finansial jangka panjang dan loyalitas politik pemerintah di seluruh dunia terhadap orang-orang dan negara(-negara) pemberi donor.
Maka tentu saja berdasarkan ini semua, semakin besar pinjamannya, hutang yang lebih besar daripada seharusnya, semakin baik untuk mereka para anggota ”Corporatocracy”. Fakta bahwa hutang yang dibebankan kepada suatu negara kemudian akan menghilangkan alokasi dana kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi rakyat miskin negara itu, tidaklah penting bagi mereka, kiranya.
Menurutnya, Indonesia adalah salah satu korban mereka, dan ia pernah bertugas di Nusantara Republik Indonesia di awal dekade 1970-an Masehi (amasa awal Orde Baru yang meninggalkan hutang luar-biasa hingga kini sebelum ditambahi hutang di masa Reformasi kini). Dan Nusantara Republik Indonesia memang berhutang sangat luar-biasa, dan bahkan secara Riba dengan bunganya (dan bunga berbunga) kepada berbagai lembaga keuangan dan negara dunia (sama saja), saat ini.
Maka, negara-negara yang telah berhasil ia taklukkan atau paling tidak ia ketahui fakta-faktanya tentang operasi super rahasia ini adalah antara lain Ekuador, Indonesia, Arab Saudi, Iran, Panama, Iraq, Kolombia, Venezuela (para EHM dan ’serigala’, menemui kegagalan di Iraq, Panama, dan Venezuela namun toh tidak demikian para tentara Paman Samnya yang sukses dengan Invasi oleh Amerika Serikat ke Panama dan Perang Teluknya ke Iraq, juga Afghanistan dan sekitarnya yang kaya sumber daya energi terutama minyak dan gas).
Dan John Perkins mengungkapkan kekhawatirannya bahwa banyak orang biasa di berbagai negara (termasuk di Indonesia, tentunya) yang mungkin secara tak sadar juga menjadi bagian dari sistem Corporatocracy di berbagai sendi sistem pemerintahan, perusahaan, berbagai organisasi, dan dengan sendirinya menjadi alat untuk menekan lawan-lawan kepentingan Corporatocary.
Antara lain dengan cara memanfaatkan kelemahan-kelemahan orang-orang biasa itu seperti melalui lobbying, hadiah, gaji, bonus, pelatihan, pemotivasian, penggalangan opini dan simpati; dan sebagainya, terutama dalam Demokrasi dan Kapitalisme serta Pasar Bebas.
Ia juga khawatir akan wewenang AS yang bebas mencetaki uang Dollar baru dan menyarankan semua negara yang mengutangi AS menagihnya dengan mata uang lain untuk mengurangi dominasi AS (misalnya menggunakan Euro, seperti yang pernah dilakukan Saddam Husein dalam perdagangan minyak Iraq dengan AS, dan membuat murka AS, dan menyerang Iraq).
Dan (tanpa sama-sekali bermaksud rasialis), kenyataannya dicampur-tangani banyak kalangan Yahudi-Bani Israil (baik asli maupun pembauran) dan sekutunya, sepanjang sejarah; untuk keuntungannya. Ada manusia ‘pengatur’ di balik para manusia ‘pengatur resmi’ dunia.
Penguasaan energi dan sumber daya alam dengan segala cara a la Corporatocracy ini lahir, terutama setelah USA (dan bangsa Yahudi di dalamnya) belajar banyak dari kekalahan mereka saat kalah babak-belur diembargo muslim dan Arab di dekade 1970-an.
Dan kini kita menemukan bangsa Arab dan mayoritas muslim, tak dapat banyak berbuat karena sudah menjadi sapi perahan Corporatocracy, berhutang kepada mereka, menyia-nyiakan karunia sumber daya alam dari Allah SWT dengan segala potensinya, mubadzir, karena semakin tidak bertakwa, bersyukur terhadapNya.
Maka bila ketaktakwaan itu menipis atau hilang, Allah SWT tak segan menurunkan azabNya.
QS Al Israa’ ayat 7
7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Dalam potongan ayat QS Al Israa’ 7 (17:07) ini, “ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”, maka bahkan Allah SWT pun akan membiarkan mereka (para musuh kebaikan) itu bebas masuk ke dalam masjid (satu tempat yang melambangkan kehormatan dan kesucian muslim), dan membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai ,
Hal ini mungkin saja, jika muslim yang diberi amanah memanfaatkan, menjaga ciptaan Allah SWT tidak (atau tidak lagi) melakukan hal-hal Islami (tidak menjaga amahaNya, antara lain), tidak memenuhi syarat untuk dimenangkan menjadi pemimpin di satu masa itu, di mana kejahatan muslim justru lebih menonjol daripada kebaikannya. Bahkan dalam ayat ini disebutkan sampai-sampai melakukan kejahatan ‘yang kedua’ atau dalm hal ini juga ditafsirkan, bahkan mengulanginya (“ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua …”).
Kemenangan, kehormatan, ketinggian derajat dan macam-macam hal terkait janji Tuhan melalui Islam dan segala agamaNya sebelumnya bagi muslim, diberikan, jika muslim melakukan yang diperintahkan Allah SWT, jika seseorang itu adalah orang-orang yang beriman, melakukan hal-hal islami.
Subscribe to:
Posts (Atom)